Selasa 27 Nov 2018 06:01 WIB

Jembatan Timbang Lampung Butuh SDM Tambahan

Semenjak beroperasi, jembatan timbang tersebut cukup banyak memberikan penindakan.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Ilustrasi jembatan timbang
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi jembatan timbang

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah meresmikan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) atau jembatan timbang Way Urang, Lampung Selatan sejak Oktober 2018. Sejak beroperasi hingga saat ini, jembatan timbang tersebut masih membutuhkan sumber daya manusia (SDM) tambahan. 

"Sebenarnya kami masih membutuhkan SDM tambahan untuk menunjang operasionalnya," kata Kepala Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah VIII Lampung dan Bengkulu Rahman Sujana di Jembatan Timbang Way Urang, Senin (26/11). 

Penambahan SDM dibutuhkan karena semenjak beroperasi, jembatan timbang tersebut cukup banyak memberikan penindakan. Namun, kata dia, personel yang ada di jembatan timbang yang kapasitas platform timbangan 80 ton tersebut hanya 25 orang dengan rincian 17 orang ASN dan delapan orang PPNPN. 

Untuk itu, Rahman berharap agar pemerintah pusat Dirtjen Perhubungan Darat Kemenhub dapat memberikan tambahan personel. "Saran saya kepada Pak Dirjen (Budi Setiyadi) bahwa di sini perlu adanya penambahan SDM sesuai standar operasional prosedur (SOP) menjadi 60 orang agar bisa menjalankan empat shift," jelas Rahman. 

Selain itu, Rahman menegaskan, jembatan timbang tersebut juga memerlukan percepatan pengadaan sistem informasi yang saat ini masih dalam proses. Selain itu juga perlu adanya MoU dengan pihak-pihak terkait di tingkat pusat terkait pelaksanaan e-tilang. 

"Kami juga membutuhkan pengamanan dari TNI dan Polri ditambah adanya anggaran kesejahteraan untuk petugas operasional jembatan timbang di sini," tutur Rahman. 

Selama 42 hari beroperasi, Rahman mengatakan jembatan timbang Way Urang telah menindak ribuan kendaraan yang kelebihan muatan dan kelebihan ukuran atau over dimension dan over loading (ODOL). Kendaraan yang masuk 1.967 unit, yang tidak melanggar 592 kendaraan atau 31 persen dari total kendaraan. Sdangkan 1.375 kendaraan atau sebanyak 69 persen dengan rincian over dimension 28 kendaraan. 

Sementara itu, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi yang juga meninjau lokasi jembatan timbang Way Urang tersebut memastikan akan mengupayakan penambahan SDM yang dibutuhkan. Dia mengakui memang setiap jembatan timbang membutuhkan banyak personel. 

"SDM mungkin kita juga akan mendorong swasta. Jumlah kebutuhan SDM satu jembatan timbang memang idealnya 60 orang. Cukup banyak kita kalikan saja dengan rencana mengaktifkan 92 jembatan timbang," kata Budi.

Selain itu, menurut Budi konsep dan skema baru yang saat ini diaplikasikan di Jembatan Timbang Way Urang akan digunakan di tempat lain juga. Kantor jembatan timbang Way Urang ini dibangun dengan material kaca dan semua prosesnya dibuat lebih moderen. 

"Jadi, nanti ketika ditilang, pengemudi truk akan dibawa ke kantor tersebut. Selain sebagai modernisasi, itu juga dilakukan untuk transparansi. Bangunan jembatan timbang juga akan dibangun dengan konsep terang, gidak gelap kayak dulu. Semua jembatan timbang akan dibangun seperti itu," jelas Budi.

Budi menuturkan hal tersebut dibuat lebih moderen dan transparan untuk menghidupkan jembatan timbang di seluruh Indonesia agar berbeda dari dulu. Budi memastikan Kemenhub akan membuat citra jembatan timbang tidak seperti dulu yang dianggap sebagai lokasi sarat praktik-praktik pungutan liar atau pungli. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement