Selasa 27 Nov 2018 09:30 WIB

Trump akan Kembali Naikkan Tarif Impor Produk Asal Cina

Produk Apple akan terdampak kenaikan tarif yang direncanakan Donald Trump.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Presiden AS, Donald Trump
Foto: thedailybeast.com
Presiden AS, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan ia berencana untuk menaikkan tarif impor barang-barang Cina senilai 200 miliar dolar AS. Ia ingin menaikkan tarifnya dari 10 persen menjadi 25 persen.

Trump berulang kali mengancam akan menaikkan tarif impor barang-barang Cina yang masih belum dinaikkan. Dalam sebuah wawancara yang ia lakukan dengan surat kabar AS Wall Street Journal, Trump mengatakan ia tidak akan menuruti permintaan Cina untuk menahan kenaikan tarif tersebut yang mana seharusnya akan efektif pada 1 Januari 2019 mendatang. Pernyataan itu Trump lontarkan empat hari sebelum bertemu Presiden Cina Xi Jinping di pertemuan G20.

"Satu-satunya kesepakatan Cina harus membuka negara mereka untuk berkompetisi dengan perusahaan AS, menyakut negara-negara lain, itu terserah mereka," kata Trump, Selasa (27/11).

Trump akan bertemu dengan Xi dalam pertemuan G20 yang akan digelar di Buenos Aires, Argentina pada 30 November mendatang. Ia mengatakan jika kesepakatan dalam pertemuan tersebut gagal maka ia akan menaikkan tarif sisa barang-barang impor Cina.

"Jika kami tidak meraih kesepakatan, saya akan menambahkan 267 miliar dolar AS kepada mereka," kata Trump.

Pada pekan lalu pejabat Cina mengatakan Trump dan Xi akan mencari pedoman dalam pertemuan mereka nanti. Pejabat Cina mengatakan persoalan utama yang akan dibahas adalah menurunkan ketegangan dalam perang dagang.

"Saya optimistis konservatif hal ini bisa berhasil," kata pejabat yang tidak mau disebutkan namanya tersebut.

Trump mengatakan pada babak baru kenaikan tarif impor akan berdampak pada laptop dan produk-produk Apple Inc. Produk Iphones yang diimpor dari Cina masuk dalam daftar senilai 267 miliar dolar AS yang belum dikenakan kenaikan tarif.

Telpon genggam dan komputer barang-barang yang paling banyak diimpor dari Cina ke Amerika. Sampai saat ini pemerintah AS membebaskan kenaikan tarif terhadap barang-barang tersebut untuk meminimalkan dampaknya terhadap konsumen AS.

"Mungkin, mungkin, tergantung dengan tarifnya, yang saya maksud, saya bisa membuatnya 10 persen dan orang-orang bisa tetap bertahan dengan mudah," kata Trump.

Saham Apple jatuh beberapa jam setelah wawancara tersebut dipublikasikan. Juru bicara Apple belum menanggapi wawancara dan jatuhnya harga saham mereka.

Secara pribadi CEO Apple Tim Cook menentang isu kenaikan tarif Trump. Kepada presiden AS ke-45 itu, Cook mengatakan meski ada kekhawatiran ketidakseimbangan hubungan AS dan Cina, kenaikan tarif menjadi cara yang salah dalam menyelesaikan persoalan itu.

Meski sebagian besar menggunakan kontraktor dari luar negeri dalam memproduksi produk-produk mereka tapi Apple juga sudah menambahkan kontribusi mereka pada perekonomian AS. Mereka berencana untuk berinvestasi ke pabrik-pabrik AS senilai 55 miliar dolar AS pada 2018.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement