Selasa 27 Nov 2018 12:21 WIB

Pembunuhan Massal di Desa Turis Jepang, Tujuh Orang Tewas

Korban masih memiliki hubungan keluarga.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi Pembunuhan
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Pembunuhan

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Sebuah desa yang kerap dikunjungi turis di Prefektur Miyazaki, Jepangm dikagetkan dengan pembunuhan mengerikan. Enam orang tewas bersimbah darah, lima di antaranya berasal dari satu keluarga

Polisi mengaku, telah menemukan jenazah orang ketujuh yang diduga melompat atau jatuh dari jembatan sungai Takachiho.

 

Menurut tim penyelidik, satu jasad perempuan ditemukan di luar rumah. Sementara lima lainnya di dalam rumah pada Senin (26/11) waktu setempat.  Media setempat melaporkan, sejumlah korban diduga ditikam senjata tajam. Hal itu terlihat dari bekas luka korban.

 

Polisi mengidentifikasi korban yakni Mihoko Iihoshi (66 tahun) yang merupakan istri pemilik rumah, Yasuo lihoshi (72 tahun) seorang petani, Yui (7 tahun) dan Fumiaki Matsuoka (44 tahun).

 

Sementara mayat dari tiga korban yang tersisa, terdiri dari dua pria dan seorang wanita yang belum diidentifikasi secara publik.

 

Menurut laman Kyodo yang dilansir Guardian, polisi setempat segera mendatangi rumah tersebut setelah menerima laporan tetangga. Tetangga sebelumnya menghubungi rumah tersebut namun, tidak kunjung diterima.

 

Tubuh ketujuh, diyakini oleh polisi adalah putra Yasuo Iihoshi. Dia ditemukan di sungai sekitar tiga kilometer jauhnya dari rumah pertanian. Dia diduga kabur menggunakan mobil keluarga melewati jembatan. 

 

Daerah tersebut dekat dengan lembah Takachiho yang menjadi tujuan wisata populer  dikenal dengan ngarainya dan indahnya sebagai penghubung bagi agama asli Jepang Shinto.

 

"Kejadian ini memicu ketakutan warga. Pejabat setempat segera mendesak orang-orang untuk berhati-hati dan menjaga anak-anak mereka dari sekolah," tulis Kyodo.

 

Pembunuhan massal di Jepang adalah jarang di mana Jepang dikenal sebagai negara teraman sebab undang-undang memiliki senjata yang ketat. Namun, pembunuhan yang dilakukan dengan pisau terkadang menjadi isu utama.

 

Pada tahun 2001 seorang pria dengan riwayat penyakit mental masuk ke sekolah dasar di Osaka dan menikam secara brutal delapan anak berusia antara enam dan delapan tahun. Pada 2008, tujuh orang tewas ketika seorang pria menabrakkan truk-nya ke kerumunan orang di sebuah jalan perbelanjaan yang sibuk di Tokyo dan kemudian meluncurkan serangan pisau.

 

Pada Juli 2016, Satoshi Uematsu menewaskan 19 orang dan melukai 27 lainnya dalam serangan pisau di sebuah fasilitas perawatan di Sagamihara, selatan Tokyo.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement