REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump mengatakan perjanjian yang memungkinkan Inggris meninggalkan Uni Eropa, dapat menghambat perdagangan antara Washington dan London. Namun kantor perdana menteri Inggris membantah pernyataannya.
Trump mengatakan kepada wartawan di luar Gedung Putih, perjanjian itu kedengarannya baik untuk Uni Eropa. "Tetapi saya pikir kita harus melihat dengan serius apakah Inggris diperbolehkan berdagang atau tidak," ujar Trump, Senin (26/11).
"Karena sekarang jika Anda melihat kesepakatan itu, mereka mungkin tidak dapat berdagang dengan kami. Dan itu tidak akan menjadi hal yang baik. Kurasa mereka tidak bermaksud begitu," tambah dia.
Trump berharap Perdana Menteri Inggris Theresa May akan mampu mengatasi masalah itu. Namun dia tidak menyebutkan secara spesifik ketentuan mana yang dia khawatirkan.
Seorang juru bicara kantor May mengatakan perjanjian yang disepakati dengan Uni Eropa memungkinkan Inggris untuk menandatangani kesepakatan perdagangan dengan negara-negara di seluruh dunia, termasuk dengan AS.
"Kami telah meletakkan landasan untuk perjanjian ambisius dengan AS melalui kelompok kerja gabungan kami, yang telah bertemu lima kali sejauh ini," kata juru bicara itu.
Berdasarkan kesepakatan dengan para pemimpin Uni Eropa pada Ahad (25/11), Inggris akan meninggalkan blok itu pada Maret mendatang dengan hubungan perdagangan yang berkelanjutan.