Selasa 27 Nov 2018 15:48 WIB

Soal Prabowo atas Palestina, Dradjad: Itu Hoaks

Media yang mengutip pernyataan Prabowo disebut Dradjad salah berita.

Dradjad Hari Wibowo
Foto: istimewa/doc pribadi
Dradjad Hari Wibowo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus senior PAN Dradjad Wibowo menyebut bahwa berita tentang Prabowo mengatakan “tidak masalah” terhadap rencana Australia memindahkan kedubesnya ke Yerusalem adalah hoaks. Menurutnya, yang pertama menulis adalah salah satu media online yang berafiliasi ke kantor berita asing.

"Setelah saya telusuri, ternyata media online tersebut salber (salah berita). Salah berita. Yang benar adalah Prabowo ditanya dalam bahasa Inggris tentang dua isu. Pertama, tentang pangkalan AL Bersama antara Australia dan PNG. Kedua, tentang rencana Australia memindahkan kedubes ke Yerusalem," kata Dradjad, Selasa (27/11).

Dradjad menyebut bahwa kutip jawaban Prabowo sebenarnya adalah: Regarding the moving of the embassy, I haven’t read about Australia's [final] decision on moving its embassy to Jerusalem. As Palestine’s supporter, we of course have our own opinion. But Australia is also an independent and sovereign state so we must respect their sovereignty.

Menurut Dradjad, jelas tidak ada sama sekali kata-kata no problem dalam jawaban Prabowo tersebut. "Jelas juga Prabowo mengatakan kita ini pendukung Palestina, punya pandangan (dan sikap) sendiri. Tapi kita menghormati kedaulatan Australia," kata anggota Dewan Kehormatan PAN tersebut.

Menurut Dradjad, kata “tidak masalah” itu ternyata dari jawaban Prabowo untuk pertanyaan tentang pangkalan AL Australia-PNG. Prabowo menyebut, PNG dan Australia sangat dekat. "Pangkalan itu urusan AS, Australia dan PNG. Itu “no problem” bagi Indonesia," papar Dradjad menirukan pernyataan Prabowo.

Dradjad mengaku tidak tahu salber tersebut karena sengaja atau karena wartawannya saldeng (salah dengar). Yang jelas, kata dia, hoaks ini menjadi fitnah ke seluruh Indonesia. "Mereka berhutang maaf ke Prabowo dan Palestina," kata dia.

Sebagai bandingan, Dradjad menyebut meng-copy-kan link ke the Sydney Morning Herald (SMH). Kata Dradjad, mereka secara profesional dan ksatria mengoreksi kesalahannya. "Saya tidak tahu apakah mereka merujuk ke media online tadi dan kemudian menyadari ada kesalahan. Mudah-mudahan ini menjadi contoh bagi pers Indonesia," papar Dradjad.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement