Selasa 27 Nov 2018 16:20 WIB

Emil: Jangan Jadikan Tugu Santri Hanya Sebagai Simbol

Islam pertama kali muncul di masjid ini pada 1418 silam.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Agus Yulianto
Tugu santri di kompleks Masjid Agung Karawang, didedikasikan untuk perjuangan ulama dan santri.
Foto: Dok Diskominfo Karawang
Tugu santri di kompleks Masjid Agung Karawang, didedikasikan untuk perjuangan ulama dan santri.

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meresmikan tugu santri yang berlokasi di kompleks Masjid Agung Karawang, Senin malam (26/11). Tugu tersebut, didedikasikan untuk menghormati perjuangan para santri. Tugu tersebut, menampilkan mushaf Alquran, kujang, serta kemudi kapal.

"Tugu santri ini, merupakan yang pertama di Jawa Barat," ujar Emil sapaar akrab Ridwan Kamil, kepada sejumlah media.

Terpilihnya Karawang sebagai lokasi pembangunan tugu santri ini, mengingat berdasarkan sejarah penyebaran Islam di wilayah ini sangatlah kuat. Terutama, Masjid Agung Karawang yang didirikan Syekh Quro merupakan salah satu masjid tertua di Pulau Jawa. 

Karena itu, tugu ini didedikasikan untuk para santri dan perjuangan ulama dalam menyebarkan agama Islam. Selain itu, kata Emil, di Karawang ini ada kelompok masyarakat yang istimewa. Mengingat, Islam pertama kali muncul di masjid ini pada 1418 silam.

"Ke depan, seluruh kota/kabupaten akan memiliki tugu santri masing-masing. Akan kita bangunkan," ujar Emil.

Akan tetapi, Emil meminta, supaya tugu santri ini tak sekedar menjadi simbol. Melainkan, harus menjadi spirit bagi semua warga Jawa Barat. Terutama, para santri dan ulama. Untuk terus menyebarka syiar Islam. Serta, mendorong para santri untuk lebih bertalenta lagi.

Emil berharap, ke depannya santri tak hanya berkutat di bidang keagamaan saja. Melainkan, mampu menguasai pemerintahan serta sektor bisnis. Dengan demikian, santri bisa memiliki daya saing dengan SDM lainnya.

Ketua DKM Masjid Agung Karawang, Acep Jamhuri, mengatakan, ada nilai filosofi dari tugu santri ini. Yakni, mushaf Alquran, mengartikan bahwa kitab umat Islam ini merupakan bacaan wajib para santri. Kemudian, kujang merupakan senjata tradisional masyarakat Jawa Barat. Adapun, kemudi kapal mengartikan, penyebaran Islam oleh Syekh Quro dulunya dilakukan melalui jalur laut.

"Semua simbol ini, ada maknanya. Semoga, tugu santri ini menjadi spirit untuk warga Karawang supaya lebih meningkatkan lagi keimanan dan ketakwaannya," ujar Acep. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement