REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) berkomitmen mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah baik dilakukan sendiri maupun dalam koordinasi dengan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS). Salah satu upayanya adalah melalui penerbitan sukuk Bank Indonesia.
"Kami akan terus dorong ekonomi syariah sebagai sumber baru pertumbuhan ekonomi. Kita pun akan terbitkan sukuk Bank Indonesia," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo, Selasa, (27/11).
Berbagai instrumen lindung nilai berbasis syariah, kata dia, juga akan diterbitkan. Kemudian di bidang makroprudensial, relaksasi ketentuan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dan Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) syariah ditempuh bersamaan dengan ketentuan serupa yang berlaku secara konvensional.
"BI juga memprakarsai pengembangan care principles dan instrumen keuangan sosial. Di antaranya zakat, infak, sedekah, serta wakaf untuk mendukung pemberdayaan ekonomi," tutur Perry.
Bank sentral turut mendukung industri ekonomi halal yang ditempuh melalui pemberdayaan ekonomi pesantren maupun di sejumlah sektor juga komoditas seperti pariwisata, makanan, fashion, serta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). "Kita juga akan selenggarakan secara rutin Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) di tiga wilayah Indonesia dan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) bertaraf internasional," ujar Perry.
Pada kesempatan tersebut ia menegaskan, kunci memperkuat ketahanan dan mendorong pertumbuhan lebih tinggi yakni sinergi. Maka, BI selalu melakukan sinergi kebijakan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta pemerintah.
"Dengan sinergi itulah Indonesia telah perlihatkan ketahanan kuat menghadapi tekanan global. Dengan sinergi pula kita menuju negara maju yang semakin sejahtera," tutur Perry.