Selasa 27 Nov 2018 20:36 WIB

Pengembangan Potensi Desa Sumbar Belum Optimal

Kepala desa diminta untuk menggandeng anak-anak muda kreatif

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Esthi Maharani
Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Irwan Prayitno.
Foto: Humas Sumbar
Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Irwan Prayitno.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pengembangan potensi nagari atau desa di Sumatra Barat dinilai belum optimal. Hal ini terlihat dari belum banyak nagari di wilayah ini yang unggul dengan produk, potensi, atau inovasi yang dilakukan sehingga menggerakkan ekonomi warga secara besar-besaran. Menyiasati hal ini, Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno (IP) meminta wali nagari atau kepala desa untuk menggandeng anak-anak muda kreatif, termasuk perantau Minang yang memiliki gagasan untuk membangun kampung halamannya.

"Zaman now, perlu juga kembangkan nagari dengan inovasi. Kalau tak punya kemampuan itu, ambil anak muda yang bisa digandeng. Atau cari anak rantau yang berasal dari nagari kita. Orangnya biar di rantau namun panggil lagi potensi dia," kata IP, Selasa (27/11).

IP melihat bahwa setiap nagari di Sumatra Barat memiliki potensi yang berkaitan dengan karakteristik wilayah untuk bisa dikembangkan. Ia mengambil contoh, di Payakumbuh ada sentra pembuatan rendang, nagari dengan potensi wisata dan kuliner, serta nagari dengan potensi pertanian atau peternakan.

"Ada nagari dengan potensi coklat atau manggis. Yang mau dibaguskan diangkat jadi potensi. Perlu dibuat juga industri hilir untuk meningkatkan nilai tambah. Sesuaikan dengan potensi daerah," kata IP.

Gubernur juga meminta wali nagari untuk meningkatkan pelayanan publik, pelayanan keuangan, serta perancangan penggunaan dana dari pusat untuk pembangunan nagari/desa. Hal ini menyusul besaran dana desa yang disalurkan pemerintah pusat makin besar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement