Rabu 28 Nov 2018 08:43 WIB

Cina Peringatkan Dampak Mengerikan Perang Dagang dengan AS

Kedua negara harus mengerahkan seluruh kemampuan untuk mencegah dampak masalah ini.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping.
Foto: AP Photo/File
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Duta Besar Cina untuk Amerika, Cui Tiankai mengatakan, Beijing berharap dapat mencapai kesepakatan dengan AS di pertemuan G20 pekan ini. Kesepakatan tersebut terkait perang dagang di antara kedua negara.

Cui memperingatkan konsekuensi mengerikan jika sejumlah pejabat Amerika Serikat (AS) mencoba untuk memisahkan dua perekonomian terbesar di dunia.

Menurut Cui, Cina dan AS harus berbagi tanggung jawab untuk berkerja sama dalam kepentingan ekonomi global. Ia menarik sejarah perang dagang pada 1930-an yang terjadi di antara negara-negara industri saat itu.

Perang dagang membuat perekonomian global runtuh dan meningkatkan ketegangan beberapa tahun sebelum Perang Dunia II.

"Pelajaran sejarah masih ada, selama satu abad terakhir kita memiliki dua perang dunia dan di antaranya ada Depresi Besar, saya pikir tidak ada orang yang harusnya mengulang sejarah, hal seperti itu harusnya tidak terjadi lagi, jadi semua orang harus bertindak dengan cara yang bertanggungjawab," kata Ciu, Rabu (28/11).

Baca juga, Cina: Tak Ada Negara Dapat Menangkan Perang Dagang.

Saat ini hubungan Cina dan AS sedang menegang. Kedua belah pihak saling serang dengan menaikan tarif impor komoditas masing-masing yang bernilai jutaan dolar AS.

Cui mengatakan kemungkinan ketegangan antara AS dengan Cina berbuah konflik yang luas dan 'tidak dapat dibayangkan'. Kedua negara tersebut harus mengerahkan seluruh kemampuan mereka untuk mencegah hal itu terjadi.

Cui menegaskan, Cina tidak pernah menginginkan adanya perang dagang. Ia juga meminta adanya solusi untuk menghentikan kebuntuan yang disebabkan permintaan Presiden AS Donald Trump untuk memangkas defisit perdagangan dengan Cina sebesar 375 miliar dolar AS.

"Kami menentang perang dagang dalam bentuk apa pun, tapi Cina akan mempertahankan kepentingan kami sendiri, kami yakin kunci negosiasi solusi untuk persoalan perdagangan ini adalah pendekatan yang seimbang dari kedua belah pihak dan sejujurnya sejauh ini saya tidak melihat adanya tanggapan yang mencukupi dari AS," katanya.

Pada Selasa (27/11) kepala ekonom Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan Trump membuka kesepakatan dagang dengan Cina. Tapi, Trump juga mempersiapkan kenaikan tarif impor barang-barang Negeri Tirai Bambu lainnya jika tidak ada terobosan dalam persoalan ketidakseimbangan perdagangan yang menjengkelkan AS dalam pertemuan di G20 di Buenos Aires, Argentina, 30 November mendatang.

Cui mengatakan ia tidak yakin Pemerintah Cina mempertimbangkan akan menggunakan kepemilikan surat utang AS sebagai senjata perang dagang. Menurutnya gerakan tersebut sangat berbahaya dan dapat mengguncang pasar keuangan global. "Itu sangat berbahaya, seperti bermain-main dengan api," kata Cui.

Para pakar perdagangan dan analis ekonomi sering mengatakan Cina dapat memperlambat pembelian surat utang AS atau menjualnya untuk menekan AS agar membuat kesepakatan dagang yang baru. Cina memiliki surat utang AS senilai 1,1 triliyun dolar AS per 30 September. dari total 15, 97 triliyun dolar AS surat utang yang beredar di publik.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement