Rabu 28 Nov 2018 12:31 WIB

Tahun Depan, Pertamina Fokus Selesaikan Pembangunan Kilang

Ada enam proyek kilang minyak yang sedang digarap Pertamina

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi Kilang Minyak
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Kilang Minyak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) pada tahun depan akan fokus menyelesaikan proyek pengembangan kilang. Hal ini dilakukan Pertamina sebagia prioritas setelah sekian lama proyek pengembangan kilang ini mandek.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan ada enam proyek kilang yang akan diselesaikan Pertamina tahun depan. Hingga akhir tahun ini kata Nicke Pertamina menyelesaikan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan EPC untuk pengembangan enam kilang tersebut.

"Pertengahan bulan dengan kita tandatangan EPC kontrak jadi awal tahun besok kita sudah mulai bangun," ujar Nicke, Rabu (28/11).

Nicke menjelaskan enam kilang yang menjadi prioritas di tahun depan antara lain adalah Kilang Tuban. Pengembangan kilang ini selain menambah kapasitas tetapi juga membangun hilirisasi petrokimia.

Saat ini kata Nicke untuk progress kilang Tuban masih melakukan pembebasan lahan. "Jadi, ini di tuban, hari ini sudah proses lahan, baik lahan LHK maupun warga, kita juga lakukan reklamasi. Prosesnya semoga cepat, jadi ini baru. Bersama dengan Rosneft," ujar Nicke.

Sedangkan untuk kilang Bontang, Desember besok Pertamina baru akan melakukan tandatangan frame work agreement. Sedangkan untuk kilang Cilacap bersama Saudi Aramco, Pertamina masih melakukan finalisasi dan pembebasan lahan.

Untuk kilang Balongan, kata Nicke pada Pertemuan IMF kemarin di Bali Pertamina menggandeng CPC Taiwan untuk bisa membangun kilang Balongan.

Kata Nicke untuk bisa membangun pengembangan kilang, Pertamina membutuhkan waktu paling tidak 24 bulan, atau dua tahun. Maka kata Nicke perencanannya yang sudah lama ini harus segera dieksekusi.

Selain pembangunan kilang itu, Nicke juga menjelaskan pihaknya akan mengembangkan Kilang Plaju Dumai. Dalam proyek ini Pertamina tidak hanya akan mengembangkan kapasitas kilang saja, tetapi juga membuat pengolahan yang nantinya bisa langsung memproses CPO untuk menjadi bahan bakar.

"Kemudian plaju dan dumai, ini prosesnya bukan membangun baru, kita mengkonversi tadinya solar dan BBM, terus jadi green fuel, kita arahkan ke green avtur dengan menggunakan CPO, kita bisa B.100 kita bikin long term agreement," ujar Nicke.

Nicke mengatakan untuk pengembangan kilang ini Pertamina menggaet ENI, perusahaan migas asal Italia. "Kita agreement sama ENI juga di bulan depan supaya kita punya fasilitas konversi yang lebih besar," ujar Nicke.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement