REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menyerukan Rusia membebaskan tiga kapal angkatan laut Ukraina beserta 23 awaknya yang ditahan sejak pekan lalu. NATO menegaskan dukungannya terhadap Ukraina.
"Tidak ada pembenaran untuk penggunaan kekuatan militer Rusia terhadap kapal-kapal Ukraina dan personel angkatan laut. Kami menyerukan kepada Rusia agar membebaskan para pelaut Ukraina dan kapal yang disita tanpa penundaan," kata NATO dalam sebuah pernyataan pada Selasa (27/11), dikutip laman Anadolu Agency.
Mengingat penggunaan kekuatan militer Rusia terhadap Ukraina di dekat Laut Azov dan Selat Kerch, NATO meminta Moksow memastikan akses tanpa hambatan ke pelabuhan Kiev serta memungkinkan kebebasan navigasi.
"Kami menegaskan kembali dukungan penuh kami untuk kedaulatan Ukraina dan integritas teritorial dalam batas-batas yang diakui secara internasional," kqta NATO.
Dalam pernyataannya, NATO kembali mengecam aneksasi yang dilakukan Rusia terhadap Krimea. NATO menegaskan tidak akan mengakui tindakan tersebut.
Akhir pekan lalu, Rusia menembak dan menawan tiga kapal angkatan laut Ukraina yang melintas di Selat Kerch. 23 awak kapal pun turut ditahan. Moskow mengklaim hal itu dilakukan karena kapal-kapal Ukraina melalukan provokasi dan secara ilegal memasuki wilayah perairan Rusia.
Ukraina menyebut ketiga kapalnya hendak menuju Laut Azov. Untuk sampai di sana, kapal mereka memang harus melewati Selat Kerch. Kiev mengklaim telah memberitahu Rusia tentang rute yang akan dilewati ketiga kapal tersebut.
Buntut dari kejadian tersebut, parlemen Ukraina telah menyetujui dekret Presiden Ukraina Petro Poroshenko untuk memberlakukan darurat militer. Darurat militer diterapkan di beberapa daerah antara lain Vinnytsia, Luhansk, Donetsk, Zaporizhzhia, Mykolayiv, Odesa, Sumy, Chernihiv, Kharkiv, dan Kherson.