REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Hanura Benny Ramdhani menilai, terdapat kesalahan atau error dalam proses survei Median. Benny mengatakan tidak yakin dengan hasil survei Media yang menyebut jika elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amien masih dibawah 50 persen.
"Saya tidak yakin dengan hasil survei tersebut. Kemungkinan besar ada yang error dengan proses survei tersebut," kata Ketua DPP partai Hanura Benny Ramdhani saat dihubungi, Rabu (28/11).
Benny pun menyangkal adanya kemungkinan partai koalisi tidak bekerja secara maksimal dalam memenangkan pemilihan presiden (Pilpres). Menurutmya sembilan partai pendukung yang menjadi mesin politik pemenangan telah bekerja maksimal. "Para pengurus dan kader partai serta para calon legislatif (caleg) telah jalan dan akan terus bekerja all out," ujarnya.
Bahkan, kata dia, tim kampanye daerah (TKD) pasangan nomor urut 1 Jokowi-Ma'ruf telah terbentuk sampai ke kabupaten dan kota. "Mereka akan menjadi mesin pengorganisasian dan pengorganisiran mesin politik partai dan para relawan," ungkapnya.
Lebih jauh, Benny menjelaskan, relawan pemenangan Jokowi-Ma'ruf yang terbentuk secara sukarela dan datang dari kalangan masyarakat telah mencapai 700-an relawan. "Mereka akan menjadi organ penting pemenangan yang sudah mendatangi setiap rumah masyakat dan akan terus melaukan door to door menyapa dari rumah-kerumah setiap pemilih," jelasnya.
Selain itu, Benny yakin bisa mencapai target kemenangan Jokowi-Ma'ruf di angka 67 sampai 70 persen . Itu artinya jika hitungan per hari ini, kata dia, hanya butuh 10 persen lagi untuk mencapai target minimal kemenangan di posisi 67 persen, atau 13 persen untuk mencapai target maksimal kemenangan 70 persen.
"Insya Allah bisa tercapai," ucapnya.
Baca juga: Survei Median Tunjukkan Prabowo Masih Punya Harapan
Seperti diberitakan sebelumnya, Lembaga survei Median pada Selasa (27/1) merilis hasil survei elektabilitas terbaru dari dua pasang capres-cawapres. Dalam hasil survei, kedua pasang memiliki selisih 12,2 persen. Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, menyampaikan, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 47,7 persen dan Prabowo-Sandi 35,5 persen.
"Bicara pengalaman pilpres (sebelumnya), selisih ini tidak terlalu tebal, artinya keunggulan ini masih bisa disamakan Prabowo kalau mereka ingin mengejar. Survei ini memberikan warning bagi kedua calon," katanya di Cikini, Selasa (27/11).