REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sunanto alias Cak Nanto resmi terpilih sebagai ketua formatur dalam Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke-XVII yang digelar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rabu (28/11). Dia resmi menggantikan posisi Dahnil Anzar Simanjuntak sebagai ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, setelah meraih 590 suara.
Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) ini mengaku tidak ingin mengorbankan proses panjang muktamar hanya untuk mendukung salah satu calon di pemilihan presiden (Pilpres) 2019.
Dia juga bertekad menjaga khittah dan marwah persyarikatan Muhammadiyah. Hal itu dilakukan sesuai dengan amanah Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
"Semua kader harus menjaga khittah Persyarikatan Muhammadiyah, yaitu harus menjaga kedekatan yang sama dengan semua partai politik dan calon presiden,” tutur pria kelahiran Sumenep, Jawa Timu dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Kamis (29/11).
Baca juga, Sunanto Terpilih Sebagai Ketum PP Pemuda Muhammadiyah.
Baginya, Muhammadiyah adalah gerakan islam, dakwah dan kultural. Tidak boleh menyeretnya kepada kepentingan politik pragmatis. Namun, dia menyampaikan bahwa Pemuda Muhammadiyah juga perlu mengisi ruang politik dengan keadaban dan kebajikan. Karena, kata Cak Nanto pemuda tidak boleh berpangku tangan dan menunggu untuk berkemajuan.
“Individu-Individu silakan, itu pilihan, tapi jangan bawa-bawa nama besar Muhammadiyah,” tegasnya.
Cak Nanto, adalah kader otentik persyarikatan yang tumbuh dan berkembang dari proses perkaderan Muhammadiyah. Ia dibesarkan di Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) Sumenep. Sebelumnya dia aktif di IPM, IMM, dan Pemuda Muhammadiyah. Sebelum terpilih menjadi ketua umum, Cak Nanto merupakan Ketua Hikmah dan Hubungan Antar Lembaga Pemuda Muhammadiyah.