Kamis 29 Nov 2018 14:28 WIB

Senator AS Ingin Hentikan Bantuan ke Saudi di Perang Yaman

Presiden Donald Trump mengancam akan memveto resolusi jika lolos ke Kongres.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Presiden AS, Donald Trump
Foto: thedailybeast.com
Presiden AS, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Senator-senator Amerika Serikat (AS) ingin memberikan pesan kekecewaan mereka kepada Arab Saudi atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Senator-senator AS sepakat untuk menghentikan bantuan AS kepada Arab Saudi di perang Yaman.

"Ini waktunya untuk mengirimkan pesan ke Arab Saudi atas pelanggaran hak asasi manusia dan bencana kemanusiaan luar biasa yang mereka ciptakan," kata Senator dari partai Demokrat, Bob Menendez, seperti dilansir dari Aljazirah, Kamis (29/11).

Dalam pemungutan suara yang dilakukan Kamis (29/11) sebanyak 63 anggota Senat AS meminta negara mereka untuk menghentikan bantuan militer ke koalisi yang dipimpin Arab Saudi di perang Yaman. Pemerintah Presiden AS Donald Trump mengancam akan memveto resolusi itu jika diloloskan ke Kongres.

Hal itu menjadi tanda anggota legislatif AS sudah frustasi dengan sikap Trump yang terus membela Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman yang dianggap bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki. Putra mahkota yang menjadi penguasa de facto Kerajaan Arab Saudi diduga mengetahui rencana pembunuhan penulis kolom the Washington Post tersebut.

"Kami sudah melihat 85 ribu anak-anak kelaparan sampai mati, PBB memberitahu kami ada jutaan orang yang terancam kelaparan, 10 ribu kasus kolera terus berkembang setiap minggunya karena di sana tidak ada air bersih," kata Senator independen Bernie Sanders.

Sanders mengatakan semua itu terjadi karena invansi koalisi yang dipimpin Arab Saudi ke Yaman tiga tahun lalu. Invansi yang didorong kepemimpinan yang diktaktor dan lalim. Perang Yaman dimulai ketika pemberontak Houthi mengusai ibu kota Yaman Sanaa pada September 2014 lalu.

Kelompok militan tersebut terus mendorong kekuasaan mereka sampai ke kota terbesar nomor dua di Yaman, Eden. Menanggapi hal tersebut koalisi yang dipimpin Arab Saudi dengan bantuan AS melakukan intervensi pada 2015. Mereka meluncurkan operasi udara besar-besaran untuk menegakkan kembali pemerintahan Abdul Rabbu Mansour Hadi.

Tidak hanya dari partai Demokrat dan independen yang mendukung resolusi penarikan bantuan AS  ke koalisi pimpinan Arab Saudi. Tapi anggota Senat dari partai Republik juga mendukung resolusi tersebut. Seperti Mike Lee yang mengkritik mantan presiden AS Barack Obama yang mengirim pasukan ke Yaman dan Trump yang melanjutkan kebijakan Obama tersebut.

"Ini perang ciptaan bipartisan, presiden Demokrat telah membuat kami terlibat dalam perang sipil di Yaman, sekarang kami memiliki presiden Republik dan perang terus berlanjut," kata Lee.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement