REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minuman ringan atau soda adalah salah satu fasilitas gratis yang akan didapatkan pelancong saat bepergian menggunakan pesawat. Namun, fasilitas itu mungkin saja tidak bisa didapatkan untuk pelancong yang melakukan penerbangan dengan maskapai bertarif murah.
Seorang penumpang maskapai Scoot mengalami hal yang kurang mengenakkan saat melakukan penerbangan rute Singapura dan Osaka, Jepang. Gene Goh berbagi mengenai pengalamannya itu melalui sebuah unggahan di Facebook.
Ketika penerbangan mengalami keterlambatan, Goh menceritakan, dia meminta segelas air kepada petugas. Petugas penerbangan mengatakan maskapai tidak menyediakan minuman gratis. Namun, maskapai menyediakan air dalam kemasan botol jika penumpang ingin membelinya.
Goh pun mengaku terkejut dengan hal itu. Menurut Goh, menyediakan minuman gratis seharusnya menjadi fasilitas dasar maskapai untuk penumpang. Alih-alih gratis, penumpang justru diminta membayar hanya untuk mendapatkan minuman.
Karena Goh tidak bersedia membayar minuman botol, Goh mengatakan petugas pesawat menyuguhkan gelas berisi es batu dan meminta Goh menunggunya hingga mencair. "Saya hanya meminta segelas air, saya tidak peduli itu dari air keran sekalipun. Saya harap ada kepedulian terhadap penumpang," ujar Goh di media sosialnya, dilansir di Travel and Leisure.
Unggahan Goh tersebut sontak mendapatkan respons dari warganet. Banyak yang memberi dukungan untuk Goh dan tidak sedikit pula yang memberi kritikan. Maskapai kini mengenakan biaya atas sejumlah fasilitas yang dulunya gratis, seperti tas tangan, headphone, atau bantal dan selimut di perjalanan jauh.
Menurut petugas penerbangan, air keran sebenarnya adalah fasilitas terburuk yang bisa dipesan di atas penerbangan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Environmental Protection Agency menemukan setiap satu dari delapan maskapai abai terhadap keamanan air.
Hal itu menandakan es, air, kopi, dan teh yang disediakan maskapai dapat membahayakan kesehatan jika maskapai tidak menjaga standar kebersihan air. Ini juga bisa menjadi celah bagi penumpang untuk menuntut melalui jalur hukum apabila mereka sakit setelah melakukan penerbangan. Oleh karena itu maskapai lebih memilih menyediakan air dalam kemasan botol.