REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia dilaporkan berencana membangun stasiun radar peringatan dini rudal baru di Krimea tahun depan. Informasi ini disampaikan oleh kantor berita Interfax pada Kamis (29/11), mengutip sumber keamanan Krimea.
Berita mengenai pembangunan fasilitas militer baru di Krimea itu bocor setelah terjadi insiden penembakan dan penyitaan tiga kapal angkatan laut Ukraina di lepas pantai semenanjung Krimea pada Ahad (25/11). Krimea diketahui telah dicaplok oleh Rusia dari Ukraina pada 2014.
Menurut sumber, stasiun radar baru itu akan dapat melacak rudal balistik dan rudal jelajah dari jarak jauh. Stasiun tersebut akan dibangun di dekat Pelabuhan Sevastopol, tempat armada Laut Hitam Rusia berada.
Interfax melaporkan sebelumnya, Rusia juga akan mengembangkan sistem teknis baru untuk memungkinkan militernya melacak kapal asing dengan lebih baik di sekitar semenanjung, yang melanggar perbatasan maritimnya.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Rabu (28/11) akan menempatkan sebuah batalion baru sistem rudal surface-to-air S-400 di semenanjung Krimea pada akhir tahun ini.
Pada Selasa (27/11), NATO telah menyerukan Rusia agar membebaskan tiga kapal Ukraina beserta 23 awaknya. NATO sendiri telah menyatakan dukungannya untuk Ukraina.
"Tidak ada pembenaran dalam penggunaan kekuatan militer Rusia terhadap kapal-kapal Ukraina dan personel angkatan lautnya. Kami menyerukan kepada Rusia agar membebaskan para pelaut Ukraina dan kapal yang disita tanpa penundaan," kata NATO dalam sebuah pernyataan, dikutip Anadolu.
Mengingat penggunaan kekuatan militer Rusia terhadap Ukraina di dekat Laut Azov dan Selat Kerch, NATO meminta Moksow memastikan akses tanpa hambatan ke pelabuhan Kiev serta memungkinkan kebebasan navigasi.
"Kami menegaskan kembali dukungan penuh kami untuk kedaulatan Ukraina dan integritas teritorial dalam batas-batas yang diakui secara internasional," ujar NATO.
Baca: Ukraina Desak NATO Bantu Keamanan Hadapi Rusia