REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Berkarya Badaruddin Andi Picunang menegaskan Presiden kedua RI Soeharto merupakan bapak bangsa. Ia mengatakan Soeharto peletak dasar pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Bapak HM Soeharto adalah bapak bangsa dan peletak dasar pembangunan NKRI yang terjaga hingga kini," kata Badar melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (29/11).
Pernyataan Badar disampaikan menanggapi pernyataan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin Ahmad Basarah yang menyebut Soeharto sebagai guru korupsi. Badar menekankan bahwa korupsi sudah ada sejak jaman Hindia Belanda, sehingga julukan bapak atau guru korupsi tidak pantas dialamatkan kepada Soeharto.
Dia mengatakan Soeharto memiliki jasa membangun bangsa, dan tidak pernah mengajarkan korupsi. "Beliau tidak pernah mengajarkan korupsi, justru sebaliknya di jaman beliau jarang ada korupsi seperti saat ini," jelasnya.
Dia mengatakan TAP MPR no. 11 tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bebas KKN tidak hanya berlaku pada orang per orang tapi seluruh anak bangsa, hingga munculnya lembaga KPK yang lebih spesifik untuk itu. "Jadi TAP MPR tersebut bukan konotasi dari pemberantasan KKN Pak Harto," jelasnya.
Dia meminta nama Soeharto selaku bapak ideologis Partai Berkarya tidak digunakan dalam mencari popularitas pribadi maupun yang dikampanyekan. "Mari berpolitik santun dan sehat," ujar dia.
Sebelumnya Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin Ahmad Basarah menyebut maraknya korupsi di Tanah Air dimulai sejak era Presiden Soeharto. Dia menyebut Soeharto merupakan guru korupsi di Indonesia.
Pernyatan itu dilontarkan Basarah menanggapi pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam lawatannya ke Singapura, yang menyatakan korupsi di Indonesia seperti kanker stadium empat.