REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menyebut pihaknya masih menunggu nama resmi usulan calon Wakil Gubernur (Cawagub) dari kedua partai pengusung. Sebab, sejauh ini, dua nama yang beredar, yaitu Agung Yulianto dan Ahmad Syaikhu masih diusung dari satu partai saja yaitu PKS.
“Begini, nama itu belum menjadi nama yang belum resmi diusulkan oleh dua partai pengusung, karena yang mengusung kan partai pengusung. Partai pengusung ada dua, Gerindra dan PKS,” kata Anies di DPRD DKI Jakarta, Kamis (28/11).
Anies merasa senang ketika dia mendengarkan kedua tokoh yang disebut-sebut itu berkomitmen untuk berjalan sesuai dengan arahan Gubernur. Hal itu didengarkannya pada dua pekan lalu saat dia diundang di Mata Najwa, bersama dengan kedua tokoh tersebut.
Di situ, Anies melanjutkan, pertama kali dia mendengar langsung dari keduanya berkomitmen bahwa akan mengikuti sisi gubernur, akan berjalan sesuai arahan gubernur. Dia merasa senang mendengarkan itu sebab hal itu merupakan hal yang dibutuhkan oleh dia.
“Tapi dua nama ini belum menjadi nama yang diusulkan oleh dua partai. Baru diusulkan oleh PKS. Kita tunggu saja sampai nama resmi, baru saya komentari,” jelas Anies.
Ketua Dewan Syariah Wilayah PKS DKI Jakarta, Abdurrahman Suhaimi mengatakan, telah mengundang Partai Gerindra untuk melakukan pertemuan dalam rangka silaturahmi dan membahas langkah-langkah konkrit untuk penentuan cawagub. Pertemuan itu, akan digelar pada 4 Desember mendatang.
“Intinya PKS sekarang ini mengajukan dua nama itu ya kan. Dan juga mengundang nanti tangggal 4 untuk silaturahim, sekaligus membahas langkah-langkah konkrit untuk menyelesaikan masalah wagub ini. Itulah nanti dipecahkan di situ tanggal 4,” kata Suhaimi kepada wartawan, Kamis (29/11).
Dia mengelak ada penambahan nama lagi untuk diajukan dalam bursa kursi cawagub DKI dari pihak PKS. Nama mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, kata dia, belum digodok, apalagi dimunculkan.
Sampai saat ini, hanya ada dua nama resmi yang telah digodok dan diputuskan olehnya, baik dari tingkat DPW dan DPP. Pihaknya masih fokus untuk mengajukan kedua nama tersebut.
Selain itu, pihaknya juga belum mengajukan nama untuk panitia fit and proper test cawagub. Oleh sebab itu, pada pertemuan 4 Desember itu, pihaknya bersama dengan Partai Gerindra bisa berdiskusi untuk membahas fit and proper test tersebut.
Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta, M Taufik juga mengatakan, pihaknya akan membicarakan terkait dengan kelanjutan fit and proper test. “Kan dia ngundang tuh, ngundang ya nanti kita tanyain bagaimana ini lembaga yang fit and proper test-nya,” kata Taufik.
Dia mendesak PKS untuk segera mengirimkan nama panitia fit and proper test dari PKS. Sebab, pihaknya telah menetapkan Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Syarif, dan pengamat politik dari LIPI Siti Zuhro sebagai panitia fit and proper test.
“Sudah, Siti Zuhro sudah sama Pak Syarif kan kita SK kan. Kalau di Gerindra memang harus di SK-kan,” ujar Taufik.
Sehingga, dengan adanya nama untuk panitianya, kata dia, fit and proper test akan bisa segera dilakukan. Perihal belum adanya panitia dari PKS karena PKS yang tak menginginkan adanya fit and proper test, kata dia, itu masih akan dibahas dalam pertemuan pada 4 Desember mendatang.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyindir tidak kompaknya partai politik pengusung Anies Baswedan untuk menentukan sosok pengganti Sandiaga Uno sebagai wakil gubernur DKI. Tjahjo menilai kekosongan kursi wagub DKI bukan salah Anies.
Seperti diketahui, Sandiaga Uno mengundurkan diri sebagai wagub DKI Jakarta pada 10 Agustus 2018 guna mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2019.