REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Petani asal Kampung Sempur RT 07/02, Desa Cipancur, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Purwakarta, Tarja (48 tahun) meninggal dunia akibat tersambar petir. Petani ini, tersambar petir saat berteduh dari guyuran hujan di salah satu saung yang ada di areal persawahan di wilayah tersebut.
Informasi yang diterima Republika.co.id, sekitar pukul 14.00 WIB wilayah Cipancur diguyur hujan deras. Akibatnya, sejumlah warga yang sedang beraktivitas di luar rumah, harus berteduh. Salah satunya, Tarja bersama kedua temannya.
Setelah setengah jam mereka berteduh, tiba-tiba petir menyambar saung tersebut. Seketika, Tarja yang berada di gubuk itu terhempas tak berdaya akibat kilatan yang menyambar gubuk tersebut.
Kapolsek Cibatu AKP Ali Murtadho, mengatakan, korban mengalami luka memar serius di bagian dadanya. Beruntung, dua temannya tak mengalami apa-apa. Lokasi kejadian sendiri, berada di Blok Cimaung RT 02/01. Atau lumayan jauh dari tempat tinggal korban.
"Kedua temannya, sempat membawa Tarja ke Puskesmas terdekat, karena saat itu korban masih bernapas meski kondisinya tak sadarkan diri," ujar Ali, Kamis (29/11).
Namun, setelah hendak dirujuk ke RS Bhakti Husada, korban menghembuskan napas terakhir. Dari keterangan yang diterimanya, saat kejadian ada tiga petani yang tengah berteduh. Satu di antaranya, terhempas akibat sambaran petir.
Adapun dua petani yang selamat, lanjut Ali, masing-masing atas nama Ukay (40 tahun) dan Aen (55 tahun). Mereka juga merupakan warga Kampung Sempur, Desa Cipancur. Mereka, merupakan para petani penggarap. "Jenazah korban sudah dibawa ke rumah duka oleh pihak keluarga," ujarnya.