REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Donald Trump mempertimbangkan pemeriksaan latar belakang yang baru dan pembatasan lain terhadap pelajar Cina di Amerika Serikat. Menurut pejabat AS dan kongres, hal ini dilakukan atas kekhawatiran spionase yang berkembang di negara tersebut.
"Setiap pelajar Cina yang dikirim ke sini harus melalui proses persetujuan pemerintah dan partai. Anda mungkin tidak berada di sini untuk tujuan spionase, namun tidak ada siswa Cina yang datang ke sini tanpa terhubung dengan negaranya," kata salah seorang pejabat senior AS kepada Reuters, Kamis (29/11).
Pada Juni lalu, AS memperpendek jangka waktu visa untuk mahasiswa Cina yang mempelajari pesawat, robot, dan manufaktur dari lima tahun menjadi satu tahun. AS mengatakan, tujuannya adalah untuk mengurangi risiko mata-mata dan pencurian terhadap properti di area penting dari keamanan nasional.
Namun, saat ini pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan apakah akan melakukan pemeriksaan tambahan kepada pelajar Cina. Gagasan yang dipertimbangkan antara lain adalah memeriksa catatan telepon pelajar terkait dan menjelajahi akun pribadi di media sosial mereka.
Sementara itu, Pemerintah Cina berulang kali menegaskan AS telah bersikap berlebihan karena alasan politik. Duta Besar Cina untuk AS, Cui Tiankai mengatakan bahwa tuduhan itu tidak berdasar dan tidak sopan.
"Mengapa ada yang menuduh mereka (pelajar) mata-mata? Saya pikir ini sangat tidak adil untuk mereka," kata dia.