Jumat 30 Nov 2018 12:58 WIB

Protes Rusia, Trump Ogah Temui Putin

Rusia menyita dan menembaki Kapal Angkatan Laut Ukraina.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bersalaman dalam pertemuan di Helsinki, Senin (16/7).
Foto: ABC News
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bersalaman dalam pertemuan di Helsinki, Senin (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump  membatalkan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela KTT G20. Pembatalan pertemuan ini berkaitan dengan konflik Rusia dan Ukraina. Trump ingin  menunjukkan bahwa ia tidak setuju atas tindakan Rusia  yang menyita kapal-kapal Ukraina pada pekan lalu.

"Berdasarkan fakta bahwa kapal-kapal dan pelaut Ukraina belum dikembalikan oleh Rusia, saya telah memutuskan bahwa akan lebih baik bagi semua pihak yang berkepentingan untuk membatalkan pertemuan saya yang sebelumnya dijadwalkan di Argentina dengan Presiden Vladimir Putin. Saya menantikan KTT yang berarti lagi segera setelah situasi ini teratasi! " tulis Trump dalam akun Twitter-nya.

Pernyataan ini disampaikan Trump kurang dari satu jam setelah meninggalkan Washington menuju Argentina. Sekretaris pers Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengatakan kepada wartawan di Air Force One bahwa keputusan Trump dibuat setelah mendapat penjelasan tentang insiden Ukraina selama penerbangannya.

Sanders mengatakan, Trump memperoleh pengarahan dari Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, kepala staf Gedung Putih John Kelly dan penasehat keamanan nasional John Bolton. Keputusan Trump ini menandai perubahan dramatis dalam hubungannya dengan Putin.

Di masa lalu Trump berulang kali menekankan keinginannya untuk memiliki hubungan yang hangat dengan Putin. Ketika kedua pemimpin itu bertemu di Helsinki  Juli lalu, Trump menolak untuk mengkritik Putin atas dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu AS.

Tindakan Trump ini menuai kritik dari parlemen AS. Pembatalan pertemuan itu cukup mengejutkan Moskow. Para pejabat Rusia memperoleh informasinya dari media. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada kantor berita RIA bahwa Kremlin menyesalkan keputusan Trump.  "Pembatalan berarti bahwa diskusi tentang isu-isu internasional utama ditunda tanpa batas waktu," kata Peskov.

Melakukan pembicaraan dengan Putin akan semakin memberikan citra buruk bagi Gedung Putih. Trump sedang berada dalam pengawasan karena pengakuan mantan pengacara Trump Michael Cohen.

Baca juga,  Rusia Tembaki Kapal Ukraina.

Cohen mengaku bersalah karena berbohong kepada Kongres tentang proyek pembangunan menara Trump  di Rusia.  Perbedaan atas Ukraina, serta peran Moskow dalam perang sipil di Suriah, telah mempersulit  hubungan AS-Rusia selama bertahun-tahun.

Senator Demokrat  Bob Menendez menyesali keputusan Trump yang membatalkan pertemuan itu. Ia mengatakan Trump seharusnya memiliki kesempatan untuk menebus kesalahannya. Trump dapat membela nilai-nilai Amerika,  hukum internasional, dan kepentingan keamanan nasional AS dalam pertemuan itu.

"Sungguh ironis bahwa Presiden  tidak memiliki keberanian untuk menghadapi Vladimir Putin tetapi ia dapat menantang sekutu terdekat  Amerika Serikat di seluruh dunia," kata Menendez.

Pemerintahan Barack Obama menjatuhkan sanksi pada Rusia atas aneksasinya terhadap Krimea dari Ukraina pada 2014. Ini menimbulkan ketegangan dalam hubungan  Washington dan Moskow  sejak berakhirnya Perang Dingin.

Otoritas AS juga telah menyelidiki dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu 2016 yang dimenangkan Trump. Rusia membantah hal itu.

Rusia menyita tiga kapal angkatan laut Ukraina dan kru mereka pada Ahad di dekat Krimea. Rusia menyebut kapal-kapal itu memasuki perairan Rusia secara ilegal. Namun Ukraina membantah hal ini.  Beberapa sekutu Barat Ukraina sedang mempertimbangkan sanksi baru atas Rusia  karena insiden ini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement