Jumat 30 Nov 2018 14:12 WIB

100 Orang Hapus Tato di Masjid Al Iman Ponpes Hidayatullah

Orang yang menghapus tato rata-rata sudah insaf dan mendapatkan hidayah.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Layanan hapus tato gratis.
Foto: Antara
Layanan hapus tato gratis.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Ratusan orang memenuhi Masjid Al Iman Pondok Pesantren Hidayatullah di Kota Samarinda, Kalimantan Timur pada Rabu (28/11). Mereka adalah para peserta hapus tato Islamic Medical Service (IMS).

Direktur IMS Imron Faizin mengatakan, sejak pagi, Masjid Al Iman Pondok Pesantren Hidayatullah sudah ramai oleh remaja, pemuda, dan orang tua. Ini bentuk apresiasi dari masyarakat Samarinda untuk Roadshow Hapus Tato di Kalimantan Timur.

"Kegiatan hapus tato yang baru pertama kali diselenggarakan di Kota Samarinda ini sudah lama dinantikan oleh kawan-kawan sahabat hijrah di Kalimantan Timur," kata Imron kepada Republika.co.id, Jumat (30/11).

Dia mengatakan, sebanyak 100 peserta mendapatkan layanan hapus tato. Rasa syukur dan bahagia tampak dari ucapan dan wajah mereka yang telah menghapus tato. 

Dia menceritakan, orang-orang yang menghapus tato rata-rata sudah insaf dan mendapatkan hidayah. Namun, tato yang selama ini ada di tubuh mereka cukup mengganggu aktivitas sehari-hari terutama ketika sedang beribadah. Sehingga mereka senang saat ada program hapus tato.

"Kami ucapkan jazakallahu khairan katsiiro kepada segenap pihak yang turut serta mensukseskan program mulia ini, selanjutnya insyaallah kami akan melanjutkan perjalanan menuju kota terakhir roadshow yaitu ke Kota Bontang," ujarnya.

Perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Samarinda, KH Bukhori Nur mengapresiasi kegiatan yang digagas IMS dan Syabab Hidayatullah. Menurutnya, kegiatan hapus tato ini bisa mewadahi mereka yang ingin menghilangkan masa kelamnya. 

Sementara tokoh masyarakat Kalimantan Timur Naspi Arsyad mengatakan, program hapus tato sangat luar biasa karena bisa memberikan semangat baru bagi mereka yang ingin berhijrah. "Acara ini bukan sekedar hijrah biasa tapi sebuah silaturrahmi yang membentuk semangat hijrah sekali, istiqomah selamanya," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement