REPUBLIKA.CO.ID, SEATTLE -- Boeing Co sedang mempertimbangkan rencana untuk memperbarui perangkat lunak pesawat Boeing 737 MAX dalam enam hingga delapan pekan ke depan. Pembaharuan itu akan membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh pilot Lion Air dalam kecelakaan mematikan bulan lalu di Indonesia.
Penyidik kecelakaan memusatkan perhatian pada kemungkinan bahwa sistem anti-stall baru yang berulang kali mendorong pesawat Lion Air ke bawah, mendapatkan data yang salah dari sensor rusak yang berasal dari penerbangan sebelumnya. Boeing telah mengatakan prosedur kokpit yang diterapkan pada penerbangan selanjutnya sudah siap untuk mengatasi masalah seperti itu. Menurut Boeing, seri 737 masih tetap aman untuk terbang.
Namun, AS mengatakan Boeing juga harus memeriksa kemungkinan pembaharuan perangkat lunak. Boeing mendapat banyak kritik karena tidak melakukan perubahan pada sistem otomatis 737 MAX, versi terbaru jet penumpang terlarisnya.
Meski rencana pembaharuan masih belum final, pembaharuan perangkat lunak 737 MAX dapat memblokir sistem anti-stall yang telah dimodifikasi, yang dikenal sebagai MCAS, untuk terus berjalan sampai pesawat menyentuh batas bawahnya. Fungsi MCAS akan dinonaktifkan jika pilot meniadakannya dengan menyesuaikan pengaturan dalam arah yang berlawanan. "Ketika pilot membuat penyesuaian, maka pada dasarnya itu akan menonaktifkan MCAS, kecuali pilot mendapat data baru," kata seorang sumber Boeing yang berbicara tanpa menyebutkan nama.
Data dari perekam pesawat Lion Air PK-LQP menunjukkan, para pilot berusaha memperbaiki sistem lebih dari dua puluh kali sebelum pesawat itu jatuh ke Laut Jawa pada 29 Oktober. Insiden tersebut menewaskan 189 penumpang dan awak di pesawat.
Perhatian telah difokuskan pada peran sensor angle of attack yang dicurigai digunakan untuk mengarahkan peringatan di stall atau lost of lift.
Meski 737 MAX memiliki dua baling-baling berbentuk pisau, sistem anti-stall pesawat ini bergantung pada data yang ditarik hanya dari satu baling-baling selama setiap penerbangan. Hal tersebut berbeda dengan sistem tiga sensor pada pesawat jet Airbus.
Pembaharuan perangkat lunak Boeing merupakan langkah darurat dari Boeing and Federal Aviation Administration. Namun, Boeing menolak mengomentari pembaharuan yang diusulkan.
"Sebagai bagian dari praktik standar kami setelah kecelakaan atau insiden apa pun, kami memeriksa desain dan operasi pesawat kami, dan bila perlu, menerbitkan buletin dan membuat rekomendasi kepada operator untuk lebih meningkatkan keselamatan," kata juru bicara Boeing.
"Boeing terus mengevaluasi perangkat lunak atau perubahan lain karena kami belajar lebih banyak dari penyelidikan yang sedang berlangsung," kata dia
FAA telah berulang kali mengatakan akan mengambil tindakan lebih lanjut jika sudah ada temuan dari surat perintah investigasi kecelakaan.
Perusahaan pembuat pesawat terbesar di dunia ini memiliki 4.542 pesawat 737 MAX, berdasarkan pesanan dari maskapai penerbangan, yang bernilai lebih dari setengah triliun dolar AS. Boeing telah menjual 241 seri 737 MAX kepada pelanggan sejak tahun lalu.