REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Wajiyo menyebut inflasi bulan November berada di level 0,18 persen secara month to month. Secara year to date inflasi berada di angka 2,41 persen dan year to year sebesar 3,14 persen.
"Seluruh barang, baik makanan, barang inti inflasi atau barang yang harga-harganya dikendalikan pemerintah itu tetap terkendali," kata Perry pada wartawan usai shalat Jumat di Masjid Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (30/11).
Beberapa sumbangan inflasi berasal dari bawang merah, bensin, ayam ras, telur ayam ras. Meski demikian inflasi tetap rendah dan terkendali. BI memperkirakan inflasi akhir tahun ini di angka 3,2 persen.
Perry mengatakan kondisi saat ini menunjukan daya beli masyarakat terjaga baik sesuai dengan perkiraan. Ia juga menyampaikan lagi perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini yakni 5,1 persen.
"Kalau kita break down sumber dari pertumbuhan ekonomi, permintaan domestik kita cukup kuat, konsumsi ditambah dengan investasi cukup baik," katanya.
Konsumsi tumbuh 5,2 persen dan investasi mendekati 7 persen. Sehingga permintaan domestik bisa tumbuh sekitar 5,5 persen. Sementara ekspor dikurangi impor masih negatif karena impor lebih tinggi dibanding ekspor.