REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Jumlah koleksi foto Raden Ajeng Kartini di Museum Kartini Jepara, Jawa Tengah, bertambah menyusul mulai dipajangnya foto hibah dari Kedutaan Belanda. Pantauan di Museum Kartini Jepara, foto R.A. Kartini yang merupakan koleksi baru museum tampak terpajang di beberapa titik, seperti di dinding dan ada pula yang ditempatkan di etalase dengan penerangan yang cukup memadai.
Kepala Museum Kartini Jepara Subiyanto mengatakan jumlah koleksi foto Kartini terbaru yang ditampilkan di Museum Kartini mencapai 84 koleksi. Selain foto koleksi Kartini, kata dia, sebagian juga ada foto tentang Kota Jepara tempo dulu, termasuk Jalan Pemuda tempo dulu yang masih dipenuhi pepohonan seperti halnya suasana di pedesaan serta foto koleksi Masjid Agung maupun Pendopo Kabupaten Kudus.
Dengan bertambahnya foto koleksi R.A. Kartini, dia berharap semakin menarik minat wisatawan untuk mengunjungi museum karena berbagai koleksi foto keluarga semakin lengkap, dibandingkan sebelumnya. Terlebih lagi, kata dia, interior di dalam museum sudah dilakukan perbaikan, termasuk lampu penerangannya juga cukup memadai.
Ruangan Jepara Tempo Dulu maupun Ruangan Sosrokartono yang sebelumnya terkesan angker, kata dia, saat ini tampil elegan dan dilengkapi dengan pencahayaan yang memadai sehingga ketika ada pengunjung yang hendak berswafoto tidak akan terkendala minimnya pencahayaan. Perbaikan museum masih akan dilakukan, terutama penyediaan ruang aula yang sedang dalam proses pembangunan.
"Nantinya, ruang pamer aneka kerajinan ukir juga akan melengkapi daya tarik museum karena hampir semua jenis kerajiann ukir khas Jepara maupun koleksi lainnya bisa dilihat," ujarnya.
Museum Kartini yang terletak di Desa Panggang, Kecamatan Jepara, tepatnya di Alun-alun Jepara itu, tidak hanya menyajikan benda-benda peninggalan R.A. Kartini serta benda peninggalan kakaknya yaitu RMP Sosrokartono, melainkan ada benda-benda warisan budaya yang didapat di daerah Kabupaten Jepara.
Di antaranya, surat-surat R.A. Kartini, foto dan perabotan rumah milik Kartini semasa masih hidup, guci tua, dan tulang-belulang ikan "joko tuwo" yang panjangnya mencapai 16 meter, yang ditemukan di perairan Kepulauan Karimunjawa pada pertengahan bulan April 1989.
Penampilan Museum R.A Kartini saat ini jauh berbeda dengan sebelumnya, karena lebih menarik dan modern, sehingga pengunjung dipastikan tidak mudah bosan karena beberapa spot bisa dijadikan tempat berswafoto.