REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan, tidak ada upaya yang tidak dilakukan untuk membantu korban gempa bumi berkekuatan 6,3 Skala Richter (SR) di bagian barat Iran. Laporan terbaru Televisi Negara Iran menyampaikan, lebih dari 700 orang terluka, sebagian besar menderita luka ringan.
Gempa yang terjadi pada Ahad (25/11) malam dirasakan di tujuh provinsi di Iran. Gempa paling kuat dirasakan di Provinsi Kermanshah. Presiden Rouhani telah memerintahkan para pejabat Iran melakukan apa pun yang diperlukan untuk memberikan bantuan kepada para korban gempa bumi.
Sementara, Kepala Bulan Sabit Merah Iran, Mahmoud Mohammadi Nasab mengatakan, tidak ada korban jiwa akibat gempa yang terjadi di Iran pada akhir pekan lalu. Kantor berita negara Iran IRNA mengatakan, terjadi dua gempa bumi susulan berkekuatan 5,2 SR dan 4,6 SR yang mengguncang daerah Sarpol-e Zahab pada Senin (26/11) pagi. Dilaporkan sampai saat ini telah terjadi 161 gempa susulan di Iran.
Dilaporkan Arab News pada Jumat (30/11), akibat gempa susulan banyak orang khawatir sehingga mereka bermalam di jalanan meski dalam cuaca dingin. Gempa susulan tersebut memicu tanah longsor di beberapa daerah. Tetapi pihak berwenang Iran mengatakan tim penyelamat memiliki akses ke semua kota dan desa yang terdampak gempa bumi.
Wilayah Iran terletak di dekat garis patahan sehingga gempa bumi sering terjadi di wilayah tersebut. Tahun lalu, lebih dari 600 orang meninggal dunia dan ribuan orang terluka saat terjadi gempa bumi paling mematikan dalam satu dekade terakhir di Iran. Sebelumnya, pada 2003, gempa bumi berkekuatan 6,6 SR di Provinsi Kermanshah mengakibatkan 31 ribu orang meninggal dunia dan meratakan kota bersejarah Bam.
Gempa bumi yang terjadi pada akhir pekan lalu di Iran, getaran sampai dirasakan orang-orang di Kuwait dan sejumlah provinsi di Irak. Namun, tidak ada laporan kerusakan akibat goncangan gempa bumi tersebut.