REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sampai menjelang tengah malam, masa terus mengalir ke kawasan Monas. Di dekat kawasan bundaran Patung Pak Tani, mobil dan bus berplat luar Jakarta terlihat menyesaki jalan di pinggir jalan Gedung PP Muhammadiyah. Masjid yang ada di sekitar tempat itu dipadati pengunjung.
‘’Mereka sudah terihat berdatangan sejak sore. Ada yang menggunakan bus, mobil, sepeda, atau jalan kaki berombongan,’’ kata Hasan, pedagang kerak telor yang mangkal di kawasan Monas, Ahad dini hari (2/12).
Di jalan Cikini, masa dari Boor sudah terlihat sejak pukul 21.30 WIB. Mereka terdiri dari remaja tanggung, Katanya, turun untuk menuju Monas setelh turun dari stasiun kereta api Gondang Dia.
‘’Ternyata salah jalan ya bang. Masa malah balik arah ke stasiun CIkini, bukan ke Monas. Saya datng bersama tiga puluh orang teman dari Bogor,’’ kata Fachrul. Dia berjalan bersama rpmbongan yang membawa bendera bertuliskan kalimat Tauhid. Masing-masing diantaranya mengenakan ikat kepala bertuliskan kalimat Tauhid.
Masa terus mengalir ke pelataran monas lepas tengah malam jelanh Reuni 212, had (2/12)
Sedangkan di area Monas, masa sudah tertumpah dan suasananya hiruk pikuk. Masa yang datang ke arah panggung utama yang ada di arah Masjid Istiqlal terus mengalir. Tak hanya orang dewasa saja, para ibu dan anak-anak juga terlihat. Sebagian pengunjung reuni 212 yang lain tampak tidur-tiduran di atas tikar yang terbuat dari kardus dan dijual dengan harga Rp 10 ribu per lembar.
Suasana Ahad dini hari menyenangkan karena tidak ada hujan. Mobil aparat keamanan, ambulans, dan pengangkut aneka minuman dan bahan makanan siap saji hilir mudik. Berbagai posko pembagian makanan dan kesehatan sudah bersiiap melayani pengunjung. Makanan dan minuman sudah mulai dibagikan.
‘’Karanya, acara nanti dimulai dengan shalat Subuh bersama. Tapi kami sudah dibertahu agar segera merapat ke Monas pada puku 03.00 dini hari. Pintu masuk Monas dari arah Gambir penuh sesak,’’ kata Fauzan yang mengaku datang dari Kuningan.