Senin 03 Dec 2018 05:33 WIB

Makna dan Pesan Reuni Akbar 212

Reuni 212 bukti umat Islam cinta persatuan dan mendukung kokoh NKRI.

Rep: Tim Republika/ Red: Elba Damhuri
Sejumlah massa dari berbagai organisasi islam  memenuhi kawasan patung kuda reuni aksi 212 di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Ahad, (2/12).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Sejumlah massa dari berbagai organisasi islam memenuhi kawasan patung kuda reuni aksi 212 di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Ahad, (2/12).

REPUBLIKA.CO.ID Meski berhasil mendatangkan massa yang memenuhi lapangan Monumen Nasional (Monas) dan jalan-jalan protokol di Jakarta Pusat, aksi Reuni 212 pada Ahad (2/12) berjalan dengan damai dan khidmat. Aksi tersebut diharapkan bisa menguatkan ukhuwah umat Islam pada tahun politik ini.

Massa peserta aksi tersebut sudah mulai bergerak menuju Jakarta Pusat sejak Sabtu (1/12). "Saya dari rumah berangkat pukul 10.00 (WIB) malam," kata Rahmat (30), seorang peserta aksi asal Kampung Rambutan yang ditemui Republika sudah berada di Monas, Ahad (2/12) dini hari.

Menjelang Subuh, massa terlihat datang berduyun-duyun di sepanjang Jalan Menteng Raya menuju Monas. Peserta aksi tampak menyanyikan yel-yel dan mengibarkan bendera tauhid.

Memasuki waktu shalat Subuh, peserta aksi yang sudah tiba melaksanakan shalat berjamaah di sekitaran lapangan Monas. Beralaskan tikar, peserta aksi pun membentuk shaf untuk shalat berjamaah.

Pada Ahad pagi, kereta api dan kereta listrik menuju Jakarta Pusat kian berjubel dengan peserta aksi. Jalan-jalan raya menuju lokasi aksi kian padat sebelum akhirnya tak bisa lagi dilintasi kendaraan karena sesak dipenuhi peserta aksi.

Pos-pos kesehatan gratis didirikan, makanan dan minuman juga dibagikan pada para peserta secara gratis oleh para relawan yang mengikuti aksi. Menjelang siang, massa membeludak hingga kawasan Cikini, Cempaka Putih, Menteng, Tanah Abang, dan daerah-daerah sekitar Monas lainnya.

Peserta yang datang tak hanya dari Jakarta dan sekitarnya. Beberapa juga datang dari Sumatra dan daerah-daerah lain. Febi Rianto, salah seorang peserta aksi, menuturkan ia datang bersama enam rekannya dari Palembang mengendarai mobil dan tiba di Jakarta kemarin Subuh.

"Ini merupakan momentum persatuan umat Islam seluruh Indonesia untuk senantiasa memupuk ghirah perjuangan dakwah kita," ujar Nato, seorang peserta lainnya warga Parongpong, Kabupaten Bandung.

Ia menuturkan, Reuni 212 merupakan sebuah aksi yang sangat ditunggu oleh Muslim Indonesia. Sebab, Reuni 212 menjadi ajang bersilaturahim dengan Muslim dari Sabang sampai Merauke.

Ia menuturkan, rindu suasana aksi yang mengetarkan jiwa. “Masyarakat Indonesia dari berbagai suku dan agama, tapi kita punya tujuan yang sama yaitu kedamaian dan persatuan Indonesia," kata dia.

Sementara di panggung utama aksi yang didirikan di Monas, serangkaian agenda dilakukan sejak Subuh. Di antaranya zikir bersama, pembacaan maulid Nabi Muhammad SAW, dan orasi-orasi para tokoh, ustaz, dan ulama yang diundang.

Salah satu sambutan disampaikan ulama asal Palestina Taisir Hamdan Sulaiman. "Salam dari Alquds untuk saudara Muslim di Indonesia," kata Taisir.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga menyampaikan sambutan dalam aksi kemarin. Keterpilihan Anies sebagai gubernur DKI pada 2017 memang lekat dengan Aksi Bela Islam 212 yang direunikan kemarin. Saat itu, pada 2 Desember 2016, jutaan Muslim hadir di Monas menuntut dipidanakannya gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atas tuduhan penistaan agama.

"Alhamdulillah satu tahun perjalanan di Jakarta satu demi satu janji kita insya Allah ditunaikan," kata Anies di hadapan peserta aksi, kemarin.

Anies berpesan agar para peserta Reuni 212 menjaga ketertiban tak hanya dijaga di Kawasan Monas, tapi juga saat kembali dari aksi. Hal itu akan menguatkan pesan bahwa peserta aksi adalah orang-orang memperjuangkan persatuan dan keadilan.

Ketua Media Center Reuni 212 Novel Bamukmin memperkirakan, sebanyak 3 juta orang menghadiri Reuni 212 kemarin. "Ini merupakan momentum kebersamaan yang penuh dengan kedamaian," katanya.

Ajang kali ini, kata dia, juga berkaitan dengan komitmen umat Islam untuk menjaga Pilpres 2019 yang penuh kedamaian. “Tidak ada boleh bendera lain, selain bendera Merah Putih dan bendera Tauhid," kata dia.

Bagaimanapun, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto hadir dan sempat memberikan orasi. "Jutaan (peserta) tapi damai dan tertib, saya lihat keluarga-keluarga jalan dengan menggendong anaknya. Saya bangga sebagai Muslim di Indonesia," ujarnya.

Berbeda dengan Prabowo, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo tak diundang dan memilih bersepeda santai di Bogor, Jawa Barat. Selain Prabowo, hadir juga Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid. Zulkifli Hasan berharap peserta Reuni 212 dapat menjadi pelopor perdamaian pada Pemilu 2019.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement