Senin 03 Dec 2018 10:28 WIB

Paus: Gay tak Seharusnya Ikut Kepastoran Katolik

Paus menilai masalah homoseksualitas sangat serius.

Paus Francis
Foto: EPA/Maurizio Brambatti
Paus Francis

REPUBLIKA.CO.ID,  VATIKAN -- Paus Fransiskus dalam buku terbarunya mengatakan laki-laki dengan tendisi homoseksualitas tidak seharusnya menjadi pemuka agama Katolik. Ada baiknya, tulis Paus Fransiskus, para laki-laki berorientasi seksual sesama jenis untuk berhenti menjadi pastor dibandingkan harus menjalani dua kehidupan.

Sementara sebelumnya Paus pernah berkata harus ada penyaringan yang lebih ketat lagi bagi para kandidat pastor. Komentarnya ini menyiratkan para pastur yang tidak bisa mempertahankan janji selibatnya untuk meninggalkan kehidupan agama.

Pernyataan Paus ini ada dalam sebuah buku wawancara panjang dengan pemuka Katolik Spanyol Fernando Prado yang diberjudul "Kekuatan Panggilan". Buku tersebut membahas tantangan menjadi pastor dan biarawati pada era sekarang ini.

Dalam buku tersebut Paus mengatakan homoseksualitas di gereja membuatnya khawatir. Buku ini sudah diterjemahkan kedalam beberapa bahasa.  "Pertanyaan tentang homoseksualitas adalah masalah yang sangat serius," kata Paus, Senin (3/12).

Baca juga, Gereja Katolik Jerman Lakukan Pelecehan Seksual Ribuan Anak.

Ia menambahkan orang-orang yang diberi kepercayaan melatih calon pastur harus yakin para kandidat sudah dewasa dan matang secara emosional sebelum mereka ditasbihkan. Hal ini juga berlaku bagi para perempuan yang ingin masuk dalam lingkungan keagamaan dan menjadi biarawati.

Di Katholik para imam dan biarawati melakukan sumpah selibat.  Paus mengatakan tidak ada ruang bagi homoseksual dalam kehidupan imam dan biarawati. Ia menambahkan Gereja harus menuntut para kandidatnya untuk siap hidup dalam kesucian.

"Untuk alasan ini, Gereja mendesak orang yang memiliki kecenderungan untuk tidak diterima dalam pelayanan (keimaman) atau hidup dalam kesucian," kata Paus.

Paus mendesak homoseksual yang sudah menjadi imam atau biarawati hidup selibat dan bertanggung jawab untuk menghindari skandal. "Lebih baik mereka meninggalkan imamat atau hidup suci daripada memiliki kehidupan ganda," tambah Paus.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement