REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah menilai, setiap warga negara memiliki hak asasi yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 untuk berbicara dan berhimpun di muka publik. Hal ini berkaitan dengan telah berlangsungnya Reuni Akbar 212.
Ketua Pemuda Muhammadiyah Sunanto mengatakan, dalam tataran praktis, hak asasi tersebut diwujudkan dengan mengindahkan aturan teknis yang telah ditentukan. “Mengingat agenda tersebut dihimpun dan diikuti oleh massa umat Islam yang relatif besar jumlahnya, kegiatan reuni tersebut memerhatikan ketertiban umum, dan mengedepankan akhlak Islam baik dalam berkata-kata ataupun bertindak di muka umum,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Senin (3/12).
Pemuda Muhammadiyah juga mengingatkan agar umat Islam tetap bersikap teduh, tawadhu, dan tasamuh dalam melihat setiap perbedaan. Terutama, perbedaan politik yang belakangan ini semakin tajam tampak di permukaan mengingat saat ini telah masuk tahapan kampanye Pemilu 2019.
“Pemuda Muhammadiyah berharap tidak terjadi politisasi kegiatan doa dan zikir akbar tersebut untuk kepentingan politik siapapun. Kegiatan mulia zikrullah (mengingat Allah SWT) adalah ibadah sakral yang seyogyanya bersih dari aktifitas politik yang bersifat profan,” ucapnya.
Ia juga menekankan, Pemuda Muhammadiyah berkepentingan agar umat Islam, dan bangsa Indonesia senantiasa menjaga jalinan persatuannya. Persatuan dan kesatuan Indonesia adalah anugrah Allah swt yang sangat besar.
Pemuda Muhammadiyah secara kelembagaan tidak mengutus secara resmi kader-kadernya dalam kegiatan tersebut karena Pemuda Muhammadiyah baru saja usai menghelat muktamar di Yogyakarta.
“Pemuda Muhammadiyah tidak melarang kehendak pribadi dari setiap kader Pemuda Muhammadiyah yang hendak ikut dalam kegiatan tersebut selama kegiatan itu adalam agenda dakwah, dan zikir umat Islam yang otentik,” ucapnya.
Menurutnya, Indonesia adalah sebuah negara yang sangat plural dilihat dari beragam komponen bangsa. Dari keragaman komponen bangsa tersebut, umat Islam adalah satu entitas terbesar baik dari sisi jumlah maupun jasa dan karya bagi eksistensi dan kemajuan bangsa Indonesia.
“Dalam kondisi itu, maka jangan pernah mencoba mempermainkan umat Islam. Mengingat persatuan umat Islam tersebut nyata. Jika umat Islam telah bersatu, maka akan menjadi kekuatan yang dahsyat yang tentu menjadi sesuatu hal yang sangat diperhitungkan,” ungkapnya.
Untuk itu, pertemun Reuni Alumni 212 kemarin maka Pemuda Muhammadiyah menghormati agenda tersebut sebagai perwujudan dari nilai-nilai ajaran Islam tentang pentingnya dakwah Islam (Ali Imran 104) dan silaturahim umat Islam (Ali Imran 103, dan Al Hujurat:9).