REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Film biografi tentang band rock Inggris Queen, Bohemian Rhapsody telah melampaui angka 500 juta dolar AS di box office di seluruh dunia. Angka itu terus naik perlahan meski sudah tayang hampir satu bulan.
Meskipun mendapatkan pendapat yang begitu beragam, sutradara Bryan Singer telah menunjukkan kinerja yang konsisten sejak film dirilis. Dibintangi Rami Malek sebagai Freddie Mercury, Bohemian Rhapsody dirilis pada pertengahan November di Indonesia dan 2 November di Amerika Serikat. Film ini juga dibintangi oleh Lucy Boynton, Gwilym Lee, Ben Hardy, Joe Mazzello, Aidan Gillen, Allen Leech, Tom Hollander dan Mike Myers.
Bohemian Rhapsody menerima rating 62 persen di Rotten Tomatoes. Rata-rata krtitikus menilai film tersebut dapat menyentuh dengan sangat baik. Namun, sebagai pandangan mendalam pada band itu film seperti hanya menawarkan medley lagu dibanding koleksi hit terbaiknya.
Film mendapat ulasan yang bercampur dari kritikus film Indian Express, Shalini Langer. Ia hanya memberikan 2,5 bintang untuk film.
"Untuk alasan dramatis, Bohemian Rhapsody mengambil beberapa kebebasan dengan kebenaran. Yang paling penting ketika dia mengungkapkan bahwa dia mengidap AIDS, setelah memberi kami pandangan sekilas tentang pesta mabuk-mabukan narkoba dan minuman yang mengarah ke sana (itu semua kesalahan Pete). Dalam film tersebut, dia mengungkapkan sedang sekarat tepat sebelum konser Queen Live Aid di Stadion Wembley, disebut sebagai salah satu pertunjukan rock terhebat, di depan salah satu penonton terbesar pada waktu itu. Itu sama saja. Untuk sementara sang bintang akan hidup selama enam tahun lagi, mati di usia muda 45 tahun, konser adalah titik tertinggi dari film ini. Replikasi pertunjukan Queen hari itu seakan memberi gambaran tentang babak final yang besar dari kehidupan Freddie," tutur Langer.
Langer melihat, Rami Malek melakukan sebuah karya menakjubkan untuk membuat sang vokalis benar-benar terasa hidup. Termasuk dari segi penampilan fisiknya.
Tapi bahkan kerja keras Malek itu hanya sebatas bisa memberi penonton kesan kalau film lebih fokus pada menonjolkan lagu-lagu hit Queen menjadi satu kesatuan.