Senin 03 Dec 2018 17:55 WIB

Hama Tikus Serang 1.000 Hektare Sawah Ngawi

pembasmian hama tikus dibantu personel dari TNI dan Polri.

Seorang petani menunjukkan akar padi yang rusak diserang hama tikus.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Seorang petani menunjukkan akar padi yang rusak diserang hama tikus.

REPUBLIKA.CO.ID, NGAWI -- Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi, Jawa Timur mencatat hama tikus telah menyerang ribuan lahan persawahan di wilayah setempat hingga membuat para petani resah. Data Dinas Pertanian Ngawi menyebutkan bahwa hama tikus telah menyerang sekitar 1.000 hektare lahan sawah di Kabupaten Ngawi. Jumlah tersebut tersebar di enam kecamatan.

"Lahan persawahan yang terserang hama tikus tersebut di antaranya di wilayah Kecamatan Paron, Ngawi, Geneng, Kwadungan, Padas, dan Kasreman," ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi, Marsudi kepada wartawan, di Ngawi, Senin (3/12).

Menurut dia, populasi tikus di enam wilayah kecamatan tersebut meningkat. Bahkan, telah menyerang lokasi pembenihan para petani.

Guna membasmi dan mengantisipasi serangan hama tikus pada musim tanam nantinya, Dinas Pertanian akan memberikan bantuan bom tikus gratis ke petani. Dia memahami kebingungan petani dalam mengendalikan hama tikus. Terlebih penggunaan alat jebakan tikus dari listrik telah dilarang karena sangat berbahaya.

Sesuai data, selama 2018, telah ada tujuh orang meninggal dunia di Ngawi akibat tersengat aliran listrik dari jebakan tikus milik petani. Untuk membasmi tikus, para petani menggunakan cara tradisional, di antaranya menggunakan umpan tikus, 'gropyokan' tikus, dan mengandalkan musuh alami dari tikus.

Para petani berharap hama tikus segera dapat diatasi menjelang musim tanam penghujan yang biasanya berlangsung pada Desember atau Januari. "Jika tidak segera dikendalikan, kami takut ribuan hektare sawah-sawah yang ada di Ngawi akan terancam gagal panen," kata seorang petani setempat, Suharno.

Dalam pembasmian hama tikus tersebut, selain para petani, Dinas Pertanian juga dibantu oleh personel dari TNI dan Polri.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement