REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para aktivis hak asasi manusia mendesak sejumlah musisi asal Amerika, seperti grup band Black Eyed Peas dan penyanyi Enrique Iglesias membatalkan rencana tampil di Arab Saudi pada bulan ini. Rencana manggung musisi asal Amerika itu dianggap sebagai bagian tidak menghormati hak asasi manusia.
Alasan itu terkait Pangeran Saudi Mohammed bin Salman (MBS) yang masih dikaitkan dengan dugaan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Pejabat di Yayasan Hak Asasi Manusia setempat juga telah meminta musisi lain, seperti Jason Derulo dan David Guetta membatalkan konser di festival yang akan datang.
"Sungguh memalukan para seniman yang banyak dikagumi dan diidolakan menerima uang dari rezim pembunuhan MBS," kata Ketua Yayasan Hak Asasi Manusia Garry Kasparov.
Kasparov menganggap rencana itu sebagai bentuk kemunafikan para musisi yang dikenal kerap menyerukan kepada penggemar mereka untuk membela keadilan sosial dan hak asasi manusia. "Maka itu (tampil) akan menggugurkan kredibilitas dan reputasi mereka. Mereka harus membatalkan segera dan tidak hanya untuk mereka, tetapi juga untuk orang-orang yang telah berhasil dan sah ditangan pemerintah Saudi," kata Kasparov.
The Black Eyed Peas diatur untuk tampil bersama dengan Enrique Iglesias, Jason DeRulo, One Republic, David Guetta, dan Amr Diab di Saudi Ad Diriyah E-Prix. Jika acara itu jadi digelar diharapkan menjadi acara terbesar di negara tersebut.
The Black Eyed Peas juga diketahui berpartisipasi dalam kampanye Make Some Noise dari Amnesty International dan membahas “Power to the People” John Lennon. Para penggemar pun menghubungi Scooter Braun guna mengatasi kekhawatiran tentang pertunjukan grup band itu di Arab Saudi. Saudi telah menghadapi pengawasan ketat sejak jurnalis Amerika Jamal Khashoggi dibunuh di kedutaan Saudi di Turki.