REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Masyarakat di tiga kecamatan di utara Cianjur, Jawa Barat, berharap pembangunan Jalur Puncak II menjadi perhatian pemerintah pusat. Pasalnya jalur alternatif tersebut akan mendongkrak kembali roda perekonomian di wilayah tersebut karena Jalur utama Puncak-Cianjur, kembali mengalami retakan.
Akibatnya, wisatawan yang hendak berkunjung ke wilayah Puncak-Cianjur, mengurungkan niatnya karena harus terjebak hingga berjam-jam untuk sampai ke wilayah Puncak-Cipanas atau Cianjur.vBiasanya dari Ciawi-Bogor untuk sampai ke Cipanas, hanya butuh waktu satu sampai dua jam paling lama, namun sejak longsor di sejumlah titik di kawasan Puncak, pengendara harus menghabiskan waktu hingga lima jam.
"Untuk sampai ke Kebun Raya Cibodas, kami menghabiskan waktu lama di kawasan Puncak karena diberlakukan sistem buka tutup satu arah di beberapa titik," kata Ricky Marten (34) warga Jakarta Selatan saat ditemui Senin (3/12).
Ia menilai jika ada solusi Jalur Puncak II yang sempat disebut-sebut akan segera dibangun merupakan solusi terbaik untuk wisatawan dan warga sekitar.
"Kalau memang sudah ada solusinya seharusnya pemerintah pusat segera melakukan pembangunan. Puncak-Cipanas, sampai saat ini masih menjadi menjadi kawasan favoriet untuk berwisata," katanya.
Sementara Rudy Lazuardi tokoh pemuda Cipanas, mengatakan dibangunnya Jalur Puncak II akan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi warga di tiga kecamatan karena akan mengembalikan angka kunjungan wisatawan.
"Seiring tingginya angka kunjungan akan berdampak positif terhadap perekonomian warga yang semakin terpuruk. Harapan kami Presiden Jokowi dapat mengabulkan harapan tersebut," katanya.
Ia menilai semakin penuhnya kawasan Puncak diperparah dengan longsor yang melanda di sejumlah titik membuat semakin sepinya kawasan Puncak-Cianjur dari wisatawan. "Jalur Puncak II merupakan solusi atas sepinya Puncak-Cianjur, semoga ke depan kawasan ini kembali ramai seperti tahun-tahun sebelumnya dan perekonomian warga terus meningkat," katanya.