Senin 03 Dec 2018 21:01 WIB

Terminal Gili Mas Disasar Tingkatkan Pariwisata Lombok

Pembangunan marina untuk 60 yacht akan memudahkan akses pariwisata.

Pelindo III melakukan groundbreaking pembangunan dermaga cruise dan peti kemas Terminal Gili Mas di Lombok Barat, NTB, Kamis (5/7).
Foto: Dok Humas Pemkab Lombok Barat
Pelindo III melakukan groundbreaking pembangunan dermaga cruise dan peti kemas Terminal Gili Mas di Lombok Barat, NTB, Kamis (5/7).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid yakin Terminal Gili Mas yang sedang dibangun oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III akan menjadi destinasi wisata baru di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Saat ini pancang pembangunan sudah mulai berdiri.

"Saya memproyeksikan pelabuhan peti kemas ini menjadi pelabuhan terbesar di wilayah timur Indonesia," kata Fauzan Khalid, ketika berkunjung ke lokasi pembangunan Terminal Gili Mas, di Dusun Teluk Waru, Desa Labuan Tereng Lembar, Senin (3/12).p emkab Lombok Barat, kata dia, juga sudah membuat desain perbaikan jalan dari Sekotong sampai Buwun Mas sebagai pendukung keberadaan Terminal Gili Mas yang bisa menghubungkan dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah.

"Lebar jalan kita rencanakan sampai delapan meter untuk memudahkan menghubungkan Pelabuhan Gili Mas dengan KEK Mandalika. Tapi, setelah Buwun Mas menuju KEK Mandalika, bukan merupakan wilayah kita. Jadi harus komunikasi dengan pihak provinsi," ujarnya.

Fauzan juga meminta pihak Pelindo III tidak hanya memperhatikan pembangunan utama di area pelabuhan. Pelindo harus membangun fasilitas penerangan jalan umum sepanjang satu kilo meter sebelum pelabuhan dan satu kilometer sesudah pelabuhan.

"Pelindo harus melaksanakan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) yang bisa menyentuh kebutuhan masyarakat sekitar," kata Fauzan.

Perwakilan Pelindo III Danuwarsa yang menerima rombongan Bupati Lombok Barat dan jarannya mengatakan pembangunan Terminal Gili Mas merupakan satu paket kesatuan dengan Pelabuhan Lembar yang dikelola oleh PT ASDP. Pelabuhan dengan luas lahan 50 hektare tersebut rencananya akan memiliki panjang 440 meter dan lebar 26 meter dengan kedalaman laut mencapai 13 meter. Dana pembangunannya menelan anggaran sebesar Rp 1,3 triliun.

Persiapan lahan, menurut dia, sudah mencapai 100 persen. Dari hasil pantauan sementara sampai saat ini, proses pembangunan di lokasi sudah berjalan baik. Pancang-pancang pelabuhan sudah banyak yang terpasang dan terbangun.

"Saat ini, untuk tahap desain dan konstruksi sudah 61 persen," ujar Danuwarsa memberikan pemaparan.

Ia mengatakan keberadaan Terminal Gili Mas tidak hanya akan memperkuat perekonomian regional dan nasional, namun juga akan memberi efek lain di bidang pariwisata. Dengan potensi pengembangan pariwisata di wilayah selatan, maka pelabuhan tersebut tidak hanya akan menjadi sarana bongkar muat barang dan pusat penyimpanan peti kemas, namun akan menjadi destinasi wisata baru.

Puluhan kapal pesiar berukuran kecil bisa berlabuh dan didukung oleh fasilitas lainnya seperti bengkel. "Pembangunan marina bisa menampung lebih dari enam puluh yacht. Ini akan memperkuat akses pariwisata, bahkan dengan fasilitas yang akan dibangun, bisa menjadi destinasi baru," ucap Danuwarsa.

Ia menyebutkan banyak fasilitas yang bisa menjadi destinasi baru seperti amphitheatre, sea side walk, hotel, marina yacht, fasilitas pendukung marina, hotel, serta pusat perbelanjaan.

"Apalagi bila akses menuju KEK Mandalika yang melalui jalur selatan bisa diperlebar, maka aksesnya akan semakin terbuka karena mengurangi jarak tempuh dari dan menuju pelabuhan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement