Selasa 04 Dec 2018 00:16 WIB

Namamu Kata Pertamaku, Drama Berbalut Pesan Dakwah

Film terinspirasi dari kisah nyata seorang anak yang tuli.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Namamu Kata Pertamaku
Foto: dok Paramedia Films
Namamu Kata Pertamaku

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada pesan tersirat dalam film Namamu Kata Pertamaku besutan rumah produksi Paramedia Indonesia. Bukan sekadar romansa, sinema drama ini juga berbalut dakwah serta menyampaikan pentingnya penerimaan terhadap rekan difabel.

Kisah berfokus pada si Bisu (Adipati Dolken), yang melakukan perjalanan dari kampungnya menuju Toraja. Si Bisu ingin menjajal ritual Manene yang dikenal sakti. Dia sangat berharap bisa sembuh dan berbicara seperti orang normal.

Sayangnya, sederet kejadian malang menimpa si Bisu hingga dia terdampar di masjid sebuah desa. Selama perjalanan itu, banyak adegan yang menampakkan bahwa rekan difabel yang berkebutuhan khusus masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat umum.

Si Bisu dihardik, diusir, bahkan dipukul. Tak jarang dia dicurangi, disangka pengemis dan idiot. Begitu pula penolakan demi penolakan yang dihadapi, salah satunya saat meminta bantuan atau ingin membayar makanan dengan menukar barang yang melekat di tubuhnya.

Sutradara Rere Art2tonic yang sekaligus menulis skenario film, mengungkap inspirasi di balik cerita dalam film. Dia terilhami dari sebuah kisah nyata di sebuah pulau, di mana seorang anak menjadi tuli akibat terlalu sering menyelam.

Sineas bernama lengkap Syahrir Arsyad Dini itu mengatakan, akhir dari cerita si Bisu serupa dengan akhir kisah anak tersebut. Namun, dia mengubah latar belakang tokoh, konflik utama, serta kebutuhan khusus yang dimiliki.

Menurut Rere, penonton yang menyimak bisa jadi akan terkecoh selama satu jam pertama. Dia berharap, Namamu Kata Pertamaku bisa diterima dengan baik, memberikan pengaruh dan menyebarkan pesan positif kepada seluruh penikmat film.

"Kita semua harus bersyukur dengan keadaan. Menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang tidak mungkin, apa saja bisa terjadi. Film ini membuktikan itu," ucap pria 43 tahun asal Makassar tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement