REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uni Sepak Bola Eropa (UEFA) secara resmi memutuskan pemakaian video assistant referee (VAR) di Liga Champions musim ini. Penggunaan VAR dimulai pada fase 16 besar yang akan digelar sejak Februari 2019. Ini diputuskan dalam pertemuan Komite Eksekutif UEFA di Dublin, Republik Irlandia, Senin (3/12).
Menurut UEFA, penggunaan VAR diresmikan setelah mereka melakukan pengujian teknologi tersebut serta pelatihan bagi sejumlah wasit dalam beberapa bulan terakhir. "Kami siap menggunakan VAR lebih awal dibanding rencana sebelumnya. Kami yakin itu akan memberikan keuntungan pada kompetisi-kompetisi kami untuk membantu para wasit dan ofisial serta mengurangi keputusan-keputusan keliru," kata Presiden UEFA Aleksander Ceferin.
Selain itu, UEFA juga menerapkan VAR pada partai final Liga Europa 2018/2019, putaran final Liga Bangsa-Bangsa dan turnamen Piala Eropa U-21 2019.
Selanjutnya, sebagaimana sudah diputuskan UEFA sejak September 2018 lalu, VAR dipakai juga di seluruh pertandingan Liga Champions 2019/2020 sejak fase play-off dan Piala Super Eropa 2019. Rencana berikutnya, VAR juga akan dipakai dalam putaran final Piala Eropa 2020, Liga Europa musim 2020-2021 dan putaran final Liga Bangsa-Bangsa 2021.
Awalnya, UEFA masih belum akan menggunakan teknologi VAR musim ini. UEFA masih memikirkan baik dan buruknya kehadiran alat canggih tersebut. Tapi karena desakan dari beberapa pihak, akhirnya penggunaan VAR dipercepat.
Musim ini, di Liga Champions. sudah ada dua kejadian kontroversial yang seharusnya bisa dihindari andai ada VAR. Pertama saat insiden kartu merah bintang Juventus Cristiano Ronaldo saat melawan tuan rumah Valencia beberapa bulan lalu.
Ronaldo mendapat hadiah kartu merah karena wasit menganggap pria Portugal itu menyentuh kepala lawan dengan keras dan sengaja. Padahal Ronaldo hanya menyentuh sedikit saja dan lawan langsung melakukan gerakan teatrikal di hadapan wasit.
Kejadian kedua saat winger Manchester City Raheem Sterling tersandung sendiri di dalam kotak penalti Shakhtar Donetsk. Wasit yang kurang cermat menganggap pemain timnas Inggris itu terjatuh karena kontak dari lawan sehingga City mendapat hadiah penalti.