REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Bhayangkara FC Simon McMenemy mengakui persepakbolaan Indonesia terkadang menampilkan kondisi-kondisi yang irasional atau tidak masuk akal. Ini disampaikan Simon terkait adanya dugaan pengaturan skor yang terjadi di liga Indonesia.
"Banyak hal yang menurut saya tidak masuk akal. Bahkan dengan semua pengetahuan sepak bola yang ada, beberapa keputusan di atas lapangan tetap harus dipertanyakan," ujar Simon di Stadion Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di Jakarta, Senin (3/12).
Situasi tersebut, lanjut dia, mencuatkan beragam spekulasi yang ujungnya dapat merugikan tim. Alhasil, kata dia, pekerjaan pelatih menjadi lebih susah.
Sementara pelatih PSM Makassar Robert Rene Alberts tidak menampik adanya praktik pengaturan skor di persepakbolaan nasional. Ia paham karena sudah bekerja di Indonesia mulai 2009. Pria asal Belanda itu bahkan mengklaim memiliki bukti adanya tindakan tersebut.
"Namun saya tidak akan menyerahkannya kepada Anda (wartawa). Anda harus menginvestigasinya sendiri. Saya sudah mengalami pengaturan skor ini di Malaysia dan Singapura, tetapi kasus di Indonesia berbeda dengan beberapa orang yang terlibat," tutur Robert.
Kasus pengaturan skor di liga Indonesia ramai dibicarakan masyarakat setelah tayangan bincang-bincang Mata Najwa pada Rabu (28/11) yang disiarkan secara langsung di salah satu stasiun televisi swasta. Mereka membuka dugaan skandal pertandingan di Liga 2 Indonesia.
Para nara sumber yang hadir dalam acara itu juga menyebutkan nama-nama orang yang diduga terlibat dalam pengaturan skor. Salah satunya yang tersangkut adalah anggota komite eksekutif (Exco) PSSI Hidayat. PSSI menyatakan terus menyelidiki kasus ini, sementara Hidayat telah menyatakan diri mundur dari keanggotaannya di Exco PSSI.