REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengaku terkejut dengan peristiwa pembunuhan yang terjadi di segmen lima lokasi pembangunan trans-Papua. Dia mengatakan, mengingat warga sebenarnya telah menjamin keselamatan para pekerja.
"Kami merasa terkejut dan sangat menyesalkan kejadian ini. Sosialisasi pekerja sangat baik dengan warganya, mereka menyatu dan menurut informasi yang saya terima warga menjamin keamanan pekerja Istaka Karya," kata Menteri Basuki Hadimuldjono di Jakarta, Selasa (4/12).
Basuki mengatakan, masyarakat yang tinggal di jalur Trans Papua juga sangat antusias terhadap pembangunan jembatan yang sedang dikerjakan pemerintah. Dia melanjutkan, saat ini Kementerian PUPR sedang menyelesaikan konektivitas di tanah Papua dengan membangun 35 jembatan di jalur Trans Papua untuk memudahkan penyaluran logistik yang ada di daerah tersebut.
Basuki mengungkapkan, proyek pembangunan konektivitas sebenarnya tinggal mendirikan jembatan guna menyempurnakan dan menyambungkan ruas jalan trans papua. Dia mengatakan, pembangunan akses lalu lintas sudah tersambung mulai dari Mamugu mencapai Wamena.
Basuki melanjutkan, Kementerian PUPR bekerjasama dengan PT Istaka Karya untuk mengerjakan 14 jembatan dan PT Brantas Abipraya untuk membangun 21 jembatan sisanya. Basuki mengatakan, pengerjaan 21 jembatan oleh PT Brantas sudah dihentikan menyusul kerawanan daerah, berbeda dengan 14 jembatan yang didirikan PT Istaka Karya yang cenderung kondusif.
Sebelumnya, sebanyak 31 orang pekerja Proyek Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua tewas. Mereka diduga dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Ahad (2/12).
Laporan peristiwa berawal dari Manajer Proyek Jembatan Habema-Mugi bernama Cahyo. Ia mendapat telepon dari nomor yang biasa dipegang oleh Jhoni, koordinator lapangan pembangunan jembatan pada Sabtu (1/12) malam.
Jhoni diketahui sedang melaksanakan pembangunan jembatan di Kali Aurak - Yigi, Nduga. Sementara, seorang pegawai Bina Marga bernama Monang Tobing melakukan komunikasi SMS dengan Jhoni pada tanggal 30 November 2018. Diduga, penelepon Cahyo tersebut adalah KKB yang menculik para pekerja.
Direktur Utama Istaka Karya Sigit Winarto mengatakan, pihaknya tengah berupaya untuk mengevakuasi korban. Dia melanjutkan, mereka rencananya akan dievakuasi terlebih dahulu ke Wamena. Dia melanjutkan, sebagian besar pekerja yang menjadi korban dalam peristiwa itu berasal dari Sulawesi Selatan.
"Kami akan pastikan dulu identitas korban dan juga kami akan terus melakukan koordinasi," katanya.