Selasa 04 Dec 2018 13:32 WIB

Bappenas Teken Investasi Berskema PPP Senilai Rp 4,38 T

Bappenas mendorong investasi dengan skema Public Private Partnership (PPP)

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Kepala BAPPENAS Bambang Brodjonegoro dalam lokakarya kerjasama BAPPENAS dan IsDB Membuka Potensi Indonesia dalam Pengadaan Proyek Sektor Sosial melalui Public Private Partnership (PPP) di Jakarta, Selasa (4/12).
Foto: Republika/Idealisa Masyrafina
Kepala BAPPENAS Bambang Brodjonegoro dalam lokakarya kerjasama BAPPENAS dan IsDB Membuka Potensi Indonesia dalam Pengadaan Proyek Sektor Sosial melalui Public Private Partnership (PPP) di Jakarta, Selasa (4/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) tengah mendorong skema Public Private Partnership (PPP) atau Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KBPU) untuk proyek-proyek pendidikan dan kesehatan. Terdapat lima proyek senilai 306,1 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,38 triliun (kurs Rp 14.300 per dolar AS) dengan skema KPBU yang akan terealisasi pada 2019.

Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro menegaskan perlunya inovasi pembiayaan untuk membangun sektor kesehatan dan pendidikan. "Perlunya inovasi untuk memperluas skema pendanaan, karena dari APBN saja tidak cukup untuk membangun kedua sektor ini," ujar Bambang Brodjonegoro dalam lokakarya "Membuka Potensi Indonesia dalam Pengadaan Proyek Sektor Sosial melalui Public Private Partnership (PPP)" yang didukung oleh Bappenas dengan Islamic Development Bank (IsDB) di Jakarta, Selasa (4/12).

Saat ini anggaran kesehatan sektor kesehatan yakni sebesar 5 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, sedangkan pendidikan dialokasikan sebesar 20 persen. Defisit dalam anggaran BPJS Kesehatan yang diperkirakan mencapai Rp 16 triliun menunjukkan masih kurangnya fasilitas kesehatan untuk masyarakat.

Dari sisi pendidikan, meskipun anggaran pendidikan merupakan yang terbesar, namun separuhnya dialokasikan untuk gaji guru dan dosen. Sementara sisanya untuk biaya operasional, beasiswa dan pengembangan infrastruktur.

"Kita perlu dorong korporasi dan pihak pemerintah untuk melakukan inovasi pembiayaan dengan skema PPP," kata Bambang.

Beberapa proyek dalam bidang kesehatan dan pendidikan yang sedang disepakati oleh Bappenas:

1. Pengembangan gedung C RS Kanker Dharmais senilai nilai 171,1 juta dolar AS. Soft loan dari IsDB. Dalam tahap kajian akhir pra studi kelayakan. Konstruksi akan dimulai pada kuartal II 2019.

2. Pengembangan RSUD Medan Dr Pirngadi senilai 57,5 juta dolar AS. Dalam tahap kajian akhir pra studi kelayakan. Konstruksi akan dimulai pada kuartal II 2019.

3. RSUD Sidoarjo senilai 24,4 juta dolar AS. Dalam tahap pra kualifikasi tender. Konstruksi dimulai di Kuartal IV 2019

4. Ainun Habibi Gorontalo Hospital senilai 24,4 juta dolar AS. Dalam tahap pra kualifikasi tender. Konstruksi dimulai di Kuartal III 2019

5. University of Sam Ratulangi Teaching Hospital senilai 28,7 juta dolar AS. Dalam tahap kajian akhir pra studi kelayakan.  Konstruksi dimulai di Kuartal III 2019.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement