Selasa 04 Dec 2018 15:12 WIB

Perusahaan Israel Bantah Terlibat Pembunuhan Khashoggi

Abdulaziz menyebut komunikasinya dengan Khashoggi disadap pakai perangkat NSO.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Jamal Khashoggi
Foto: Metafora Production via AP
Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Sebuah perusahaan Israel yang dikenal karena teknologi pengawasan teleponnya, NSO Group pada Senin (3/12) menolak tuduhan  terlibat dalam pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi.

Bantahan ini disampaikan NSO dalam sidang di pengadilan Israel pada Ahad. Gugatan terhadap NSO diajukan oleh seorang kritikus Saudi dan juga sahabat Khashoggi Omar Abdulaziz. Ia tinggal di pengasingan di Kanada.

Abdulaziz mengatakan komunikasinya dengan Khashoggi telah disadap oleh Saudi menggunakan perangkat lunak NSO. Abdulaziz mengatakan dia mengklik tautan yang dikirim ke teleponnya pada Juni 2018. Hal it mengakibatkan  komunikasi yang ia lakukan diketahui otoritas Saudi.

Dalam gugatan disebut, Abdulaziz menghadapi banyak perlakuan tidak menyenangkan dari otoritas Saudi setelah dia mengklik tautan itu,  termasuk penahanan anggota keluarganya di Arab Saudi.

Abdulaziz juga percaya bahwa kerja samanya dengan Khashoggi adalah "faktor penting" dalam pembunuhan kolumnis AS untuk The Washington Post itu. Mereka berdua sedang mengerjakan sebuah proyek tentang 'pengendalian' kerajaan Saudi.

Baca juga, Ini Detik-Detik Hilangnya Khashoggi di Konsulat Saudi.

Alaa Mahajna,  pengacara  Abdulaziz mengatakan NSO diketahui telah menjual teknologi kepada beberapa negara diktator seperti Arab Saudi untuk memata-matai wartawan dan aktivis hak asasi manusia.

"Gugatan itu membuktikan bahwa dengan menggunakan teknologi ini, Arab Saudi berhasil mengikuti Khashoggi setelah mengetahui interaksinya  dengan Omar Abdulaziz," katanya.

Gugatan itu mengatakan Abdulaziz diberitahu bahwa ponselnya disadap oleh pengawas internet Citizen Lab. Ini mengutip laporan berita dan sumber lain yang mengklaim bahwa NSO Group menjual teknologi ke Arab Saudi  pada 2017 seharga 55 juta dolar AS.

Abdulaziz menuntut sekitar 160 ribu dolar AS dalam gugatan itu dan meminta NSO untuk tidak menjual teknologinya ke Arab Saudi.

NSO mengeluarkan pernyataan yang menyebut gugatan itu  tidak berdasar. Mereka mengklaim gugatan itu hanya didasarkan pada pernyataan pers yang tidak akurat.  Menurut NSO tidak ada bukti yang menunjukan bahwa teknologi perusahaannya digunakan dalam pembunuhan Khashoggi.

"Kami mengambil pendekatan yang sangat teliti terhadap lisensi produk kami - yang hanya diberikan setelah pemeriksaan dan pemberian lisensi penuh oleh otoritas Israel," katanya.

NSO  mengatakan  produknya dilisensikan untuk penggunaan tunggal  pemerintah dan lembaga penegak hukum dalam melawan terorisme dan kejahatan di era modern.

Didirikan oleh pengusaha Israel, NSO dijual pada  2014 seharga 130 juta dolar AS kepada perusahaan ekuitas swasta AS, Francisco Partners. Saat ini, NSO mempekerjakan sekitar 600 orang dan bernilai lebih dari  1 miliar dolar AS.

Perusahaan rahasia ini jarang berbicara kepada media. Mereka juga tidak secara terbuka mengidentifikasi pelanggannya dan bahkan tidak memiliki situs web.

Namun seseorang yang mengetahui tentang NSO mengatakan  perusahaan terus mengawasi penjualanannya dengan ketat.  Dia mengatakan perusahaan tidak akan melakukan bisnis dengan 21 negara, termasuk Rusia, Cina dan Turki, serta negara lain yang dilarang oleh Kementerian Pertahanan.

Dia menambahkan NSO memiliki komite etik yang mencakup pakar hak asasi manusia dan mantan pejabat AS. Mereka harus memeriksa setiap penjualan.

Banyak tokoh kritis, wartawan dan tokoh oposisi lainnya  menyebut bahwa teknologi NSO telah digunakan oleh pemerintah  untuk memata-matai mereka. Ini termasuk wartawan Meksiko dan Qatar yang telah mengajukan tuntutan hukum terhadap NSO dan juga karyawan Amnesty International yang diduga menjadi target dari produk perusahaan itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement