REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Yordania akan menggelar konferensi internasional untuk mendukung kompleks Masjid Al-Aqsha di Yerusalem. Konferensi tersebut dijadwalkan dihelat pada 20 Desember mendatang.
Menteri Wakaf dan Urusan Islam Yordania Abdul Nasser Abul Basal mengungkapkan, Al-Aqsha kerap menjadi target serangan dan korban pelanggaran Israel.
"Masjid Aqsha menghadapi pelanggaran berat dan harian serta serangan yang memprovokasi sentimen semua Muslim dan Arab," kata dia, dikutip laman Anadolu Agency, Senin (3/12).
Menurutnya, pelanggaran yang dilakukan Israel terhadap Al-Aqsha terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir. "Ini mencerminkan rencana yang ditetapkan oleh pendudukan (Israel) untuk mengubah status quo bersejarah dan hukum di situs suci," ujar Basal.
Baca juga, Menteri Israel Pimpin Sekelompok Yahudi Masuk ke Al-Aqsha.
Belum ada keterangan perihal negara mana saja yang akan berpartisipasi dalam konferensi Al-Aqsha. Tapi, menurut sumber di Kementerian Wakaf Yordania, Turki akan hadir dan mengutus pejabat tinggi.
Yordania adalah pihak yang menjaga serta mengawasi situs suci umat Muslim dan Kristen di Yerusalem Timur. Negara itu diketahui mendanai Wakaf, yakni pengelola Haram al-Sharif.
Menurut status quo yang berlaku di Haram al-Sharif, umat Muslim memiliki hak penuh untuk menunaikan shalat di sana. Sementara, umat Yahudi diperkenankan berkunjung, tapi tak diizinkan berdoa.
Umat Yahudi di Yerusalem memang kerap mengunjungi Haram al-Sharif. Sebab mereka meyakini situs itu berdiri di atas dua kuil kuno Yahudi. Kendati demikian, kunjungan orang-orang Yahudi ke Haram al-Sharif selalu dijaga ketat oleh pengawal polisi dan perwakilan Wakaf. Hal itu dilakukan guna memastikan peraturan dan tata tertib di situs tersebut dipatuhi.