Selasa 04 Dec 2018 16:30 WIB

73 Korban Keracunan Bubur di Sukabumi Kondisinya Membaik

Anak-anak keracunan sekitar lima jam setelah makan bubur.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Muhammad Hafil
Keracunan massal (ilustrasi)
Foto: Antara
Keracunan massal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Sebanyak 73 orang anak-anak sekolah dasar (SD) Bantargebang, Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi mengalami keracunan makanan bubur, Senin (3/12). Puluhan anak tersebut telah mendapatkan penanganan dari petugas puksesmas dan rumah sakit umum daerah (RSUD) Palabuhanratu dan kini kondisinya membaik

"Pada Senin siang kami mendapatkan laporan terjadi keracunan pangan program gizi anak sekolah (Progas) di SDN Bantargebang,’’ ujar Bagian Surveilans, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi Antoni Nugraha kepada Republika.co.id, Selasa (4/12). Menu makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan berupa bubur ayam.

Dari data yang dihimpun kata Antoni, jumlah anak yang menderita sakit berjumlah sebanyak 73 orang. Rinciannya sebanyak satu orang dirujuk ke RSUD Palabuhanratu dan yang lainnya dirawat di Puskemas Bantargadung.

Gejala yang diderita korban keracunan terang Antoni  yakni mual, muntah, pusing, diare dan lemas. Dari pantauan di lapangan menyebutkan masa inkubasi paling cepat sekitar tiga jam dan masa inkubasi terlama sekitar sembilan jam.

Antoni menerangkan, dari hasil analisa gejala dan masa inkubasi keracunan makanan diduga dari staphylococcus. Namun untuk memastikannya sampel makanan sudah dibawa ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut.

Menurut Antoni, puluhan korban keracunan ini semuanya sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya masing-masing. Sebabnya kondisi kesehatannya mulai membaik karena telah ditangani dengan cepat oleh petugas kesehatan baik puskesmas maupun rumah sakit.

Dokter Puskesmas Bantargadung Yayu Sri Wahyuningsih menambahkan, puskemas menangani puluhan anak-anak yang mengalami gejala keracunan. "Anak-anak tersebut mengalami gejala keracunan seperti mual-mual, muntah, pusing dan lemas setelah mengkonsumsi bubur,’’ imbuh dia kepada wartawan.

Menurut Yayu, informasi yang diperolehnya puluhan anak-anak ini mendapatkan bubur dari sekolah yang merupakan bagian dari program gizi anak sekolah untuk Kecamatan Bantargadung. Di mana ada lima desa yang mendapatkan bantuan dan kejadian keracunan berlangsung di Desa Bantargebang.

Yayu menuturkan, informasi dari orangtua dan guru menyebutkan anak-anak makan bubur sekitar pukul 07.00 WIB. Selanjutnya anak-anak mengalami gejala keracunan beberapa jam berikutnya yakni sekitar pukul 12.00 WIB.

Puluhan anak-anak ini kata Yayu kemudian dibawa ke Puskesmas Bantargadung secara bergelombang. Anak-anak ini mendapatkan penanganan medis di puskesmas dan sebagian diantaranya harus mendapatkan infus.

"Alhamdulillah sebagian anak-anak kondisinya membaik dan diperbolehkan pulang,’’ imbuh Yayu. Namun ada sebagian lainnya yang masih dirawat dan kondisinya mulai membaik. Jumlah total anak yang megalami gejala keracunan awalnya mencapai sebanyak 60 orang yang merupakan pelajar kelas 1 hingga 6 di SDN Bantargerbang.

Camat Bantargadung Ahmad Munawar menambahkan, infomasi yang diperolehnya anak-anak tersebut mengalami gejala keracunan setelah mengkonsumsi bubur di sekolah.’’ Alhamdulillah petugas puskesmas sigap dalam menangani korban keracunan,’’ kata dia.

Munawar menuturkan, biaya perawatan anak-anak yang keracunan ditanggung pemerintah. Ke depan pemerinan akan meningkatkan kewaspadaan dari kejadian keracunan yang bisa saja terjadi karena faktor air. Meskipun hingga kini belum diketahui secara pasti penyebab keracunan karena masih diselidiki dinas kesehatan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement