Selasa 04 Dec 2018 17:20 WIB

Politikus PKS Sarankan Densus 88 Dikirim ke Papua

Tindakan pembunuhan 31 pekerja dinilai sebagai bentuk terorisme.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Muhammad Hafil
Densus 88
Densus 88

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR Aboebakar Alhabsyi mengutuk keras peristiwa penembakan terhadap 31 pekerja yang terjadi di Papua, Ahad (2/12) lalu. Ia menganggap tindakan tersebut merupakan tindakan yang keji dan biadab. Politikus PKS tersebut mendesak kepada aparat keamanan agar memberikan atensi yang tinggi terhadap persoalan tersebut.

"Sebaiknya segera kirim densus untuk menyelesaikan teror tersebut. Hukum harus ditegakkan, pelaku teror harus diburu dan diadili sesuai dengan prosedur yang ada," kata Aboebakar dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (4/12).

Ia menilai tindakan tersebut jelas merupakan tindakan terorisme. Menurutnya aparat harus mampu menjaga stabilitas keamanan, jangan sampai pelaku teror dibiarkan tanpa penegakan hukum.

"Saya rasa ini harus menjadi atensi khusus Densus dan BNPT," tuturnya.

Sebanyak 31 orang pekerja Proyek Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua tewas. Mereka diduga dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), pada Ahad (2/12).

Berdasarkan keterangan Polda Papua, hingga Senin (3/12) pukul 22.35 WIT, sebanyak 24 orang dibunuh terlebih dahulu. Kemudian, delapan orang sempat menyelamatkan diri ke rumah seorang anggota DPRD. Namun, delapan orang itu dijemput oleh KKB, tujuh di antaranya dibunuh dan satu orang belum ditemukan.

Personel gabungan TNI/Polri telah diterjunkan dan selalu siap melakukan evakuasi terhadap para korban dan menangkap para pelaku.

Baca juga: TNI Kesulitan Capai Lokasi Pembantaian 31 Pekerja di Nduga

Baca juga: Pembunuhan 31 Pekerja Diduga karena Foto Upacara OPM

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement