REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Sebanyak 153 personel gabungan TNI dan Polri melakukan pengejaran terhadap para pelaku penembakan pekerja jembatan Kali Yigi dan Kali Auruk, di Kabupaten Nduga, Papua. Kabid Humas Polda Papua Komisaris Besar Polisi AM Kamal ketika dikonfirmasi dari Kota Jayapura, Selasa (4/12), mengatakan personel gabungan sebanyak itu menggunakan tiga unit kendaraan dan telah sampai di Distrik Mbua yang merupakan distrik terdekat dengan lokasi peristiwa.
"Tadi pagi tim gabungan TNI dan Polri itu berangkat pada pukul 06.30 WIT dan diinformasikan bahwa telah sampai di Mbua, mereka akan berjalan darat ke lokasi peristiwa di Yigi dengan berjalan kaki, kira-kira lama perjalanannya dua jam," kata Kamal, Selasa.
Di Distrik Mbua, ungkap Kamal, tim gabungan TNI dan Polri telah bertemu dengan empat orang pekerja yang berjalan kaki dan berhasil melarikan diri. "Mereka adalah Martinus Sampe karyawan Istaka mengalami luka tembak dikaki kiri, Jefrianto juga karyawan Istaka mengalami luka tembak di pelipis kiri, Irawan karyawan Telkomsel dan John petugas puskesmas," ungkapnya.
Berdasarkan keterangan dari empat orang tersebut, bahwa pos TNI yang berada di Distrik Mbua telah hancur diserang. Satu anggota TNI meninggal dunia akibat serangan yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
"Kelompok KKB saat melakukan penyerangan terhadap Pos TNI dengan dukungan masyarakat kurang lebih sebanyak 250 orang. Sementara ke empat masyarakat yang berhasil meloloskan diri tersebut sedang di evakuasi ke Wamena dan tim medis sudah menjemput di sekitar Habema," tuturnya.
Sebanyak 31 orang pekerja Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua tewas dibunuh, pada Ahad (2/12). Berdasarkan keterangan Polda Papua, hingga Senin (3/12) pukul 22.35 WIT, sebanyak 24 orang dibunuh terlebih dahulu.
Kemudian, delapan pekerja lain sempat menyelamatkan diri ke rumah seorang anggota DPRD. Namun, delapan orang itu dijemput oleh KKB, tujuh di antaranya dibunuh dan satu orang belum ditemukan.
Kapendam Cenderawasih XVII, Kolonel Inf Muhammad Aidi, mengatakan, kejadian pembunuhan di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, masih berkaitan dengan peringatan hari jadi organisasi papua merdeka (OPM). Ia menyebutkan, ada pekerja yang melihat dan mengambil gambar saat OPM melakukan upacara pada Ahad (2/12) lalu.
"Informasi awal, salah satu pemicu kejadiannya ini, pada 2 Desember hari Minggu, mereka melaksanakan upacara ulang tahun yang mereka declare sebagai hari kemerdekannya, kemudian ada pekerja jalan yang ikut nonton dan ikut mengambil gambar dari kejadian itu," ujar Aidi di Jakarta, Selasa (4/12).