Selasa 04 Dec 2018 18:38 WIB

Emil Luncurkan Konsep Pendidikan Karakter Jabar Masagi

Jabar Masagi merupakan konsep yang diadopsi dari Bandung Masagi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan keterangan pers mengenai Upah Minimum Provinsi (UMP) Jabar Tahun 2019 di Bandung, Jawa Barat, Kamis (1/11/2018).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan keterangan pers mengenai Upah Minimum Provinsi (UMP) Jabar Tahun 2019 di Bandung, Jawa Barat, Kamis (1/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan meluncurkan konsep baru untuk pendidikan karakter yang dinamai Jabar Masagi. Rencanaya, program itu akan diluncurkan di Cirebon, Rabu (5/12) besok.

Ridwan Kamil mengatakan, Jabar Masagi merupakan konsep yang diadopsi dari Bandung Masagi, gagasan Ridwan Kamil sewaktu menjabat sebagai Wali Kota Bandung. Secara umum, Jabar Masagi adalah pendidikan karakter yang berpijak pada pendidikan budi pekerti yang berdampak pada akhlak sosial yang mengandung keluhuran nilai-nilai kearifan lokal yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks budaya dari masing-masing wilayah di Jawa Barat.

"Konsep itu sebagai pijakan jati diri dengan keterampilan abad 21 untuk kemajuan generasi muda Jawa Barat ke depan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Gedung Sate, Selasa (4/12).

Emil menilai pintar secara IQ saja tidak cukup. Jadi, ia ingin memasukan ESQ emosional dan spiritual. "Masuklah Jabar Masagi dengan empat nilai, surti, harti, bukti, bakti, itu dari filosofi Sunda, cinta agama, bela negara, jaga budaya, dan cinta lingkungan," katanya.

Empat nilai itu, kata Emil, akan diserap dalam kurikulum pendidikan sekolah di Jabar. Konsep tersebut perlu dikenalkan kepada kalangam pelajar untuk menjawab tantangan zaman.

"Tiap zaman itu punya tantangan sendiri, ya, zaman milenial ini tantangannya adalah perilaku. Karena informasi baik juga buruk seliweran begitu cepat melalui teknologi khususnya di smartphone kan," katanya.

Menurut Emil, kalau meraka salah pergaulan, maka karakter mereka akan rusak. "Pintar tapi julid, pintar tapi nyinyir, pintar tapi tidak santun," katanya.

Tujuan utamanya, kata Emil, pendidikan di Jabar bisa memproduksi siswa yang berakhlak dan kompetitif. "Sehingga nanti lulusan-lulusan pelajar di Jabar selain cerdas dia punya akhlak dan karakter yang membanggakan serta punya spirit pejuang, spirit kompetitif," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement