Selasa 04 Dec 2018 21:11 WIB

TNI Belum Dapat Pastikan Jumlah Korban Pembunuhan KKB

Pihak TNI mengatakan informasi yang diterima masih bersifat satu arah.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
Keluarga korban penembakan menunggu kabar di Wamena, Papua, Selasa (4/12/2018).
Foto: Antara/Iwan Adisaputra
Keluarga korban penembakan menunggu kabar di Wamena, Papua, Selasa (4/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Penerangan Daerah Militer XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, menyebutkan, informasi mengenai berapa jumlah pekerja yang dibunuh di Kabupaten Nduga, Papua, belum dapat benar-benar dipastikan. Laporan yang diterima hingga sore ini masih bersifat satu arah.

"Laporan yang kita terima dari sana kan sifatnya satu arah. Artinya, mereka bisa melaporkan keluar tapi kami tidak bisa mengonfirmasi ke dalam," ujar Aidi di Jakarta, Selasa (4/12).

Karena itu ia belum dapat memastikan data pasti berapa pekerja proyek Istaka Karya yang dibunuh. Seperti diketahui, para pekerja tersebut sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Laporan awal yang ia terima, 24 orang pekerja menjadi korban pembunuhan. Kemudian laporan dari PT Istaka Karya menyebutkan, ada 31 personel mereka yang bekerja di lokasi tersebut.

"Tapi kami belum bisa pastikan yang benarnya yang mana korbannya berapa. Apakah seluruhnya jadi korban atau ada yang selamat karena kami belum bisa mendapatkan informasi lebih detil lagi (hingga Selasa sore)," katanya.

Aidi menegaskan, yang terpenting adalah korban yang diduga dibunuh oleh kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) itu berjumlah besar. Tindakan yang dilakukan oleh sang pembunuh, kata dia, merupakan tindakan yang sangat keji dan benar-benar tidak manusiawi.

Saat ini, pasukan TNI-Polri tengah dalam perjalanan menuju lokasi kejadian untuk memastikan informasi serta melakukan evakuasi dan pengamanan. Ia berharap, kepastian jumlah korban sudah dapat diketahui besok, Rabu (5/12).

"Langkah apabila kita sudah bisa pastikan dan kuasai medan tersebut, maka awal yang kita lakukan tentunya proses evakuasi. Tindakan kemanusaiaan dulu yang kita lakukan," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement