Selasa 04 Dec 2018 23:20 WIB

LPMQ: Mushaf Kuno Bukti Kejayaan Peradaban Indonesia

Cara mereka membuat mushaf Alquran dinilai sangat teliti.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Agung Sasongko
Pengunjung melihat mushaf Alquran kuno iluminasi khas Melayu Pantai Timur di Medan, Sumatera Utara, Kamis (4/10).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Pengunjung melihat mushaf Alquran kuno iluminasi khas Melayu Pantai Timur di Medan, Sumatera Utara, Kamis (4/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti dari Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ), Ali Akbar menerangkan, banyak ditemukannya mushaf Alquran dari abad ke 17, 18 dan 19 dianggap sebagai bukti kemajuan peradaban masyarakat Muslim di Nusantara pada masa lampau.

Cara mereka membuat mushaf Alquran dinilai sangat teliti. Berdasarkan mushaf kuno yang sudah diteliti, peradaban masyarakat Muslim di Nusantara dinilai sudah maju.

"Sejak abad ke-18, orang-orang Bugis sudah menyalin (membuat mushaf Alquran) dengan beragam qira'at, dalam Alquran-Alquran dari Bugis, qira'at dicatat di samping kanan dan kiri lembaran mushaf," ujarnya.

Ia menyampaikan, sekarang mencetak Alquran hanya mencantumkan satu macam qira'at. Di Arab Saudi juga hanya mencetak satu qira'at saja. Tetapi beberapa mushaf dari Bugis ada yang mencantumkan beragam qira'at yang berbeda. Hal ini menggambarkan masyarakat Muslim di masa lalu sudah terbiasa dengan perbedaan.

"Kita harus belajar dari masa lalu, naskah adalah peninggalan yang sangat otentik dari masa lalu, mereka (Muslim Indonesia) punya tradisi menulis yang hebat, Alquran yang banyak halamannya, mereka salin dengan sabar (sampai jadi mushaf)," ujarnya.

LPMQ menyampaikan, ada sebanyak 390 lebih mushaf kuno yang sudah didigitalisasi dan dimasukkan ke database. Saat ini LPMQ masih membuat web untuk database itu supaya bisa diakses publik secara online.

Sementara, sudah ada ratusan mushaf lainnya yang dihimpun LPMQ untuk didigitalisasi. Mushaf-mushaf tersebut berasal dari abad ke-17, 18, 19, dan yang paling tua berasal dari tahun 1625 Masehi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement