REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Hadirnya Madrasah Muallimin dan Muallimat Muhammadiyah merupakan pergerakan kebangkitan nasional yang dimulai dari lembaga pendidikan. Madrasah ini telah berjalan selama 100 tahun sejak 18 Desember 1918 silam.
Anggota Badan Pembina Harian (BPH) Muallimin dan Muallimat Muhammadiyah, Habib Chirzin mengungkapkan, madrasah ini merupakan akar dari pergerakan Muhammadiyah. Perserikatannya pun tersebar di seluruh pelosok negeri, mulai dari Sabang sampai Merauke.
Penyebaran tersebut, lanjutnya, tidak lepas dari peran kader-kadernya dalam membangun dunia pendidikan Indonesia. Dalam membangun dunia pendidikan sendiri, madrasah ini menerapkan sistem yang terus diperbarui sesuai dengan perkembangan zaman.
Tentunya, hal ini dilakukan dengan mengintegrasikan ilmu agama dengan ilmu pengetahuan. Perjalanan madrasah ini, lanjutnya, merupakan perjalanan dalam membangun peradaban yang kolektif.
"Karena memang apa yang dilakukan oleh Muallimin-Muallimat ini adalah membangun peradaban, membangun integritas, marwah dan kepribadian bangsa serta umat," kata Habib Chirzin kepada Republika.co.id, Selasa (4/12).
Kader Madrasah Muallimin dan Muallimat juga terus menjalankan perannya dalam berdakwah. Tidak hanya di Indonesia, mereka menebarkan dahwah Islamiyah hingga ke luar negeri.
"Sebagai lembaga pendidikan dakwah kita juga lakukan lewat program dakwah mubaligh hijrah. Itu sudah dilakukan di kawasan Malaysia, Thailand, Kamboja, Laos. Tahun kemarin di Australia dan Jepang," lanjutnya.
Dengan masuknya generasi milenial, merupakan sebuah peluang dan panggilan baru bagi madrasah untuk tetap menciptakan generasi yang membangun. Generasi penerus bangsa ini, lanjutnya, merupakan generasi yang multi talenta.
"Ini panggilan baru bagi kader Muallimin Muallimat sebagai milenial yang memiliki international competent berbasis penguatan bahasa, juga kemampuan dibidang menajemen dan leadership serta networking," tambahnya.
Perhelatan milad satu abad dari madrasah ini akan digelar pada Kamis (06/12) di Lapangan Sekolah Muallimin Yogyakarta. Presiden Joko Widodo pun dijadwalkan hadir dalam acara tersebut.
Chirzin menekankan, Jokowi akan menyampaikan sambutannya di depan santriwan dan santriwati bukan sebagai calon presiden. Namun sebagai Presiden RI. "Muallimin Muallimat layak dihadiri oleh seorang presiden. Pak Jokowi akan berpidato selaku presiden RI," tambahnya.