Rabu 05 Dec 2018 08:27 WIB

Senator AS Sebut Putra Mahkota Arab Saudi Berbahaya dan Gila

Senat AS berencana memberikan suara penghentian perang Saudi atas Yaman.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nashih Nashrullah
Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman
Foto: The Telegraph
Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Senator Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Lindsey Graham yakin bahwa putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. 

"Saya yakin dia terlibat," ujar dia seperti dikutip BBC, Rabu (5/12). Graham menilai putra mahkota Saudi tersebut merupakan adalah sosok yang merusak, berbahaya, dan gila. "Tidak ada asap, tidak ada api," kata dia.

Senator South Karolina itu mengatakan, dirinya tidak akan mendukung keterlibatan Saudi dalam perang di Yaman oleh sebab kasus ini. Termasuk penjualan senjata kepada pemerintah Saudi selama pangeran mahkota tetap berkuasa.

Senator New Jersey dari partai Demokrat Bob Menendez menyuarakan pandangan tersebut. Menururnya AS, harus jelas dan tegas dengan kasus Khashoggi ini. "Kita harus tegas bahwa tindakan seperti itu tidak dapat diterima di panggung dunia," ujarnya.

Senator Tennessee dari Partai Republik Bob Corker mengatakan, ragu keterlibatan putra Mahkota dalam pembunuhan Khashoggi di Konsulat Saudi  di Istanbul oktober lalu. "Jika dia berada di depan pengadilan, dia akan dihukum dalam 30 menit. Bersalah."

Corker juga menyarankan agar Presiden Donald Trump memaafkan pembunuhan kolumnis Washington Post dengan menolak untuk mengutuk putra mahkota Saudi.

"Sekarang pertanyaannya adalah, bagaimana Anda memisahkan putra mahkota Saudi dan kelompoknya dari bangsa ini?" ujar rekan Senator Alabama dari Partai Republik, Richard Shelby.

Senat berencana untuk memberikan suara pada proposal untuk mengakhiri dukungan militer AS ke koalisi pimpinan-Saudi yang berperang di Yaman, setelah anggota kedua partai mengajukan resolusi pekan lalu.

Senator Chris Murphy, yang tidak mengetahui rahasia rapat tertutup pada Selasa, mengkritik pemerintahan Trump. "Tidak semuanya harus dirahasiakan," kata pejabat Partai Demokrat Connecticut itu.

"Jika pemerintah kita tahu bahwa para pemimpin Saudi terlibat dalam pembunuhan seorang warga AS, mengapa masyarakat tidak boleh tahu ini?", tambah dia.

CIA, sebelumnya menyimpulkan bahwa Muhammad bin Salman memerintahkan pembunuhan Khashoggi. Agen mata-mata yang menyelidiki kasus ini memiliki bukti bertukar pesan dengan Saud al-Qahtani, yang diduga mengawasi pembunuhan Khashoggi.

Direktur CIA, Gina Haspel dilaporkan telah mendengar rekaman audio pembunuhan dengan langsung mengunjungi Turki. Namun, dia tidak menghadiri rapat Kongres baru-baru ini oleh anggota kabinet, sehingga mencemaskan para anggota parlemen. Gedung Putih membantah sebab dituduh penyebab ketidakhadiran Haspel. 

Pada sidang pekan lalu, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan Menteri Pertahanan James Mattis mengatakan kepada para senator bahwa tidak ada bukti langsung keterlibatan putra mahkota dalam kematian Khashoggi.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement